Sahat Sinaga Soroti Tantangan dan Peluang Industri Minyak Sawit di Seminar Sawit 2024
Jakarta, 29 Agustus 2024 – Dalam acara Seminar Sawit 2024 yang diselenggarakan di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Sahat Sinaga, Plt Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) sekaligus Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), menyoroti sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri minyak sawit nasional.
Seminar yang mengangkat tema “Kontribusi Hulu-Hilir Kelapa Sawit dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Nasional” ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di industri minyak sawit, termasuk perwakilan dari pemerintah, akademisi, dan sektor swasta.
Produktivitas Sawit Rakyat Masih Rendah
Dalam pidatonya, Sahat Sinaga mengungkapkan kekhawatirannya terkait rendahnya produktivitas sawit rakyat di Indonesia. “Saat ini, produktivitas rata-rata sawit rakyat hanya mencapai sekitar 38 ton per hektar per tahun, padahal potensi maksimalnya bisa mencapai 56 ton per hektar per tahun,” ujarnya. Menurut Sahat, masalah utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas ini adalah legalitas lahan, di mana banyak perkebunan sawit rakyat berada di kawasan hutan yang belum tersertifikasi.
Ia menekankan pentingnya program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang harus terus didorong oleh pemerintah. “Namun, program ini tidak lepas dari berbagai kendala, termasuk regulasi yang masih rumit dan kurangnya sarana prasarana yang memadai,” tambahnya.
Kampanye Negatif dan Penguatan Hilirisasi
Sahat juga menyoroti kampanye negatif terhadap minyak sawit Indonesia, terutama dari Uni Eropa. “Kita harus berani menghadapi tekanan internasional dan fokus pada pengembangan pasar domestik,” tegasnya. Salah satu strategi yang diusulkan adalah memperkuat hilirisasi produk CPO, dengan meningkatkan produksi biodiesel dari B35 menuju B50.
Menurut Sahat, Indonesia telah mencapai kemajuan dalam hilirisasi dengan menghasilkan 179 produk turunan CPO, tetapi upaya ini masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan Malaysia yang sudah menghasilkan 260 produk turunan. “Hilirisasi tidak hanya penting untuk ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja dan mendukung kedaulatan energi nasional,” katanya.
Peran Penting GIMNI dan DMSI
Sebagai Direktur Eksekutif GIMNI dan Plt Ketua Umum DMSI, Sahat Sinaga memiliki peran strategis dalam mengarahkan kebijakan dan strategi industri minyak nabati di Indonesia. Dalam seminar ini, ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk memperbaiki tata kelola lahan dan meningkatkan akses pasar. “Dengan regulasi yang lebih baik dan strategi yang jelas, industri sawit Indonesia bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional,” pungkasnya.
Seminar Sawit 2024 ini menjadi ajang penting untuk membahas berbagai isu yang tengah dihadapi oleh industri minyak sawit nasional, serta menggali solusi dan strategi untuk masa depan yang lebih baik.