Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat volume ekspor minyak Kelapa Sawit (crude palm oil/CPO) turun 35,6 persen, dari 3,72 juta ton pada Desember 2019 menjadi 2,39 juta ton pada Januari lalu.

Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan penurunan volume ekspor dipengaruhi fluktuasi harga minyak bumi karena ketidaksepakatan antara Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan Rusia serta terjadinya wabah corona (Covid-19) di sejumlah negara.

“Pandemi virus corona yang melanda hampir seluruh dunia menyebabkan perlambatan kegiatan ekonomi global yang berakibat pada penurunan konsumsi minyak nabati, terutama minyak nabati yang diimpor,” kata dia, kemarin.

Menurut Mukti, penurunan volume ekspor disebabkan masih tersedianya stok di negara importir utama. Selain itu, kata dia, importir menunggu respons pasar terhadap program B30 atau pencampuran 30 persen minyak nabati ke minyak diesel yang diterapkan Indonesia.

Menurut data Gapki, penurunan volume ekspor CPO terjadi hampir ke semua negara tujuan, yaitu Cina turun 57 persen, Uni Eropa turun 30 persen, India turun 22 persen, dan Amerika Serikat turun 64 persen. Namun volume ekspor ke Bangladesh meningkat 52 persen dari bulan sebelumnya.

 

Sumber: Koran Tempo