JAKARTA, investor.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) jatuh pada Kamis (9/11/2023). Dipicu tanda-tanda deflasi di China.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Kamis (9/11/2023), kontrak berjangka CPO untuk November 2023 melemah 22 Ringgit Malaysia menjadi 3.620 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Desember 2023 jatuh 23 Ringgit Malaysia menjadi 3.684 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Januari 2024 turun 25 Ringgit Malaysia menjadi 3.743 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2024 berkurang 23 Ringgit Malaysia menjadi 3.779 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Maret 2024 terkoreksi 21 Ringgit Malaysia menjadi 3.797 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO April 2024 melemah 23 Ringgit Malaysia menjadi 3.792 Ringgit Malaysia per ton.
Harga CPO turun pada Kamis karena tanda-tanda deflasi di China. Sementara itu, pasar menunggu data pasokan dan permintaan domestik resmi untuk arahan lebih lanjut.
“Harga kelapa sawit akan tetap berada pada kisaran tertentu hingga laporan MPOB (Dewan Minyak Sawit Malaysia),” kata Lingam Supramaniam, direktur pialang minyak nabati Pelindung Bestari di Kuala Lumpur dikutip dari Hellenicshippingnews.
Harga konsumen China mengalami penurunan dan deflasi di tingkat pabrik terus berlanjut pada Oktober ketika negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut berjuang untuk bangkit dari kemerosotan pasca pandemi Covid-19.
sumber: https://investor.id/market/345593/harga-cpo-jatuh-dipicu-deflasi-china