Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menargetkan sekitar 75% kebun sawit rakyat terdaftar di Indonesian Sustainable palm oil (ISPO) atau Standar sawit Berkelanjutan Indonesia pada 2025. “Dari sekitar 14 juta hektare (ha) kebun kelapa sawit di Indonesia, 45% adalah kebun milik petani. Kebun terluas ada di Riau, mencapai 2,20 juta ha,” kata Ketua Apkasindo Gulat Medali Emas Manurung di Jakarta, kemarin.
Selain mengupayakan sertifikasi ISPO kebun sawit rakyat, menurut Gulat, pekerjaan besar lain yang harus dilakukan yakni mengajak pemerintah dan stakeholder terkait untuk duduk bersama, mencari solusi yang paling pas untuk mengeluarkan lahan para petani dari kawasan hutan. “Kalau urusan kawasan hutan beres, berarti 75% persoalan perkebunan rakyat kelar,” katanya.
Kemudian, Apkasindo akan menata para petani sawit agar muncul sebagai petani yang punya kelembagaan, menyodorkan konsep tata niaga tandan buah segar (TBS) kepada 22 gubernur se-Indonesia, hingga menata lahan-lahan petani kelapa sawit berbasis online yang terkoneksi dengan kartu tanda anggota (KTA). Biarpun hanya petani sawit, kata mantan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Apkasindo Provinsi Riau ini, petani juga mesti melek teknologi, khususnya berbasis aplikasi.
“Kamijuga mesti meng-upgrade diri oleh munculnya revolusi industri 4.0. Lewat teknologi itu, petani tidak akan repot lagi menyuguhkan data dan lokasi lahannya,” katanya.
Ketua Dewan Pembina Apkasindo Moeldoko seperti dilansir Antara mengingatkan masih banyaknya tantangan yang dihadapi perkebunan dan industri kelapa sawi tdi Tanah Air secara internal maupun eksternal. Tantangan internal antara lain legalitas lahan, produktivitas tanaman, sarana dan prasarana, dan harga tandan buah segar yang belum stabil.
Sedangkan tantangan eksternal seperti kampanye negatif dari negara-negara importir terhadap produk minyak sawit, kata Moeldoko, harga CPO dunia yang cenderung turun, hambatan dari negara-negara tujuan ekspor serta persaingan dengan produsen lainnya. Karena itu, pihaknya berpesan agar Apkasindo tidak hanya menjadi menjadi organisasi biasa yang diisi oleh petani biasa.
“Tapi jadilah organisasi modern dan petani-petani tangguh. Sebab jika petani sudah tangguh, maka negara ini juga akan semakin kuat,” kata Moeldoko.
Ekspor sawit ke Iran
Sementara itu, Sekretaris Atase Bidang Ekonomi Kedutaan Iran untuk Indonesia Mohammad Hassan Tavakoli mengatakan, Provinsi Aceh memiliki peluang besar untuk mengekspor minyak kelapa sawit langsung ke Iran tanpa ada perantara.
“Kami telah mendapatkan metode, serta peluang-peluang kerja sama di Aceh dan telah ada kesepakatan secara verbal, seperti misalnya para produser minyak sawit yang bisa langsung melakukan ekspor ke Iran tanpa perantara,” kata Mohammad Hassan Tavakoli saat melakukan kunjungan ke Provinsi Aceh.
Sumber: Investor Daily Indonesia