Untuk pertama kalinya, lima puluh orang muda dari Cina, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand berkumpul di Bangkok untuk menghadiri KTT Pemuda Asia untuk Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan (Asian Youths for Sustainable Palm Oil Summit) secara perdana.

Sekadar catatan KTT Pemuda ini ini diselenggarakan bersama oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), PM Haze dan GIZ Thailand dan telah melakukan diskusi sepanjang 9 jam dengan beragam argumen yang kritis dan produktif.

Para pemuda dari berbagai latar belakang sosial-budaya tersebut bekerjasama bersama-sama guna menciptakan komitmen mereka menuju tanggung jawab bersama untuk membuat minyak sawit berkelanjutan menjadi sebuah norma.

Para pemuda ini pada acara  17th Annual Meeting Roundtable on Sustainable Palm Oil (RT17) di Bangkok, Selasa (6/11/2019), bersama-sama menyampaikan komitmennya dalam mewakili 4 miliar orang di wilayah Asia.

“Kami tumbuh di era perubahan ekstrem. Kami telah melihat rumah kami dulu tempat kehangatan yang terbakar sekarang, udara kami yang memberi kami nafas diwarnai dengan kabut abu-abu dan kabut asap, garis pantai kami di mana kami memiliki mata pencaharian kami untuk surut. Dan di tempat lain di dunia, kita melihat gletser mencair, suhu naik di atas yang bisa dibayangkan dan angin topan menghancurkan segalanya dengan caranya. Ada kebutuhan untuk bertindak, sekarang. Perubahan gaya hidup dapat membuat perbedaan. Tetapi apakah ini benar-benar cukup?” kata mereka.

Selanjutnya mereka juga meminta kepada para pelaku bisnis untuk melakukan transformasi untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan terletak pada transformasi ekonomi. Hanya saja, kata mereka, transformasi ekonomi ini tidak dapat terjadi tanpa integritas.

“Kami meminta Anda (menghentikan sebentar) bisnis, untuk berkomitmen dan memberikan janji lingkungan Anda dan menjadi transparan dengan kemajuan Anda. Karena sangat penting bagi bisnis untuk berubah terlebih dahulu sehingga kita semua dapat bergabung dalam gelombang perubahan. Ini investasi jangka panjang yang akan mendorong loyalitas merek dan manfaat ekonomi. Ini akan menyatukan konsumen dan bisnis menuju tujuan bersama untuk masa depan yang berkelanjutan,” kata Mereka.

Sementara dikatakan Asian Youth asal Indonesia, Tiara Ellen Elyora, upaya perbaikan di industri perkebunan kelapa sawit perlu terus dilakukan, sehingga industri ini bisa berkembang secara baik, tanpa harus berdampak pada lingkungan.

“Dengan memproduksi minyak sawit secara berkelanjutan, maka industri akan memberikan manfaat lebih, kendati untuk menuju ke titik tersebut memerlukan upaya yang tidak mudah,” katanya kepasa InfoSAWIT, di Bangkok, belum lama ini.

 

Sumber: Infosawit.com