Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) mengharapkan ujicoba penggunaan biodiesel campuran 30% atau B30 dapat berjalan pada Desember mendatang.

“Kami sedang menunggu keputusan menteri (kepmen) energi dan sumber daya mineral (ESDM) terkait penambahan bahan bakar nabati berupa Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Begitu kepmen keluar,akan ada proses ujicoba lagi,” kata Paulus Tjakrawan, Ketua Harian APROBI di sela-sela Indonesian Biodiesel Leader Forum, pekan lalu.

Paulus menjelaskan implementasi B30 akan membutuhkan alokasi FAME sebesar 250 ribu-400 ribu kiloliter (kl). Tergantung dari waktu ujicoba pelaksanaan B30.

Yohanes Nangoi, Ketua Umum GAIKINDO menilai mandatori biodiesel 20 persen atau B20, sukses besar dan tahun depan akan ditingkatkan lagi menjadi B30.

“Indonesia terdepan di bidang biodiesel. Negara lain paling banter hanya 7 persen, Indonesia berani 20 persen (B20). Tahun depan bahkan naik lagi menjadi B30. Ini patut dibanggakan,” ujarnya.

Menurut dia, sejauh ini kendaraan yang menggunakan B20 tidak ada masalah berarti, kalaupun ada terkait kadar air yang perlu dijaga di bawah 500.

Aprobi perlu melakukan kampanye yang baik secara konsisten kepada masyarakat

“Untuk kendaraan berat seperti truk, tidak ada masalah. Namun berbeda untuk sejenis Kijang atau Fortuner. Kalau kadar airnya tinggi, bisa menimbulkan korosi. Tetapi kita sudah coba biodiesel, bagus-bagus saja,” ujarnya.

Sebelumnya mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan dalam acara Indonesia Biodiesels Leader Forum yang diselenggarakan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) di Jakarta, Jumat (8/11) mengingatkan pentingnya kampanye atau sosialisasi dan promosi besar-besaran terhadap biodiesel.

“Perlu kampanye besar-besaran. Yang penting juga, gandeng Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Saya yakin, bisnis ini akan terus membesar,” kata Jonan.

Menurut Jonan, Aprobi perlu melakukan kampanye yang baik secara konsisten kepada masyarakat sehingga tak ada penolakan bila harga biodiesel mengalami kenaikan atau penyesuaian.

Selain itu,lanjutnya, Aprobi perlu duduk bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya untuk membicarakan standar kualitas B30 yang baik agar tidak mengurangi kinerja mesin.

Dalam kesempatan itu, Aprobi juga memberikan apresiasi kepada Jonan yang selama menjabat sebagai Menteri ESDM memberikan dukungan penuh terhadap industri sawit Tanah Air, termasuk dalam penetapan kebijakan mandatori B20 dan B30.

“Kami menghargai upaya yang dilakukan Pak Jonan saat menjabat Menteri ESDM selalu memberi dukungan penuh pada industri sawit selama ini,”‘ujar Ketua Umum Aprobi Master Parulian Tumanggor.

 

Sumber: Sawitindonesia.com