Pemerintah menargetkan penghematan devisa dalam pelaksanaan kebijakan pencampuran solar dengan kelapa sawit 20 persen atau biodiesel (B20) melebihi USD3 miliar pada tahun depan.

“Diharapkan di 2019 dalam pelaksanaan B20 penghematan devisa bisa lebih dari USD3 miliar,” kata Asisten Deputi Produktivitas Energi Kemenko Perekonomian Andi Novianto, di Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.

Penghematan tersebut dihitung berdasarkan proyeksi penyerapan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebesar 6,2 juta kiloliter di 2019. Penyerapan FAME diyakini bakal mengurangi impor solar.

Andi mengarisbawahi penghematan tersebut bisa dicapai apabila proses pendistribusian berjalan lancar tanpa kendala. Selain itu, kata dia, setidaknya ada empat tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan B20.

Pertama teknologi untuk mencampurkan dua bahan tersebut masih terbatas. Kedua kampanye negatif mengenai minyak kelapa sawit turut memberi andil. Ketigas biaya logistik yang masih tinggi. Keempat, keberlanjutan produksi FAME dalam negeri.

Tahun ini, penghematan devisa dari kebijakan B20 diperkirakan sebesar USD2 miliar-USD2,3 miliar dengan target penyerapan FAME sebesar 3,92 juta kiloliter. Adapun realiasasi penyerapan B20 baik PSO dan nonPSO hingga 22 Oktober 2018 mencapai 2,42 juta kiloliter.

 

Sumber: Metrotvnews.com