Wabah korona membuat kinerja ekspor minyak sawit mentah alias crude Palm Oil (CPO) menurun. Sebab, pasar terbesar Indonesia tahun lalu adalah Tiongkok yang menjadi episentrum wabah. Jika mengandalkan ekspor saja, bisnis CPO akan lesu.

Karena itu, serapan CPO di dalam negeri harus dimaksimalkan. Salah satu caranya adalah menggairahkan pasar biodiesel 30 persen (B30) yang campuran utamanya, yakni CPO.

Wakil Ketua Umum Gapki Togar Sitanggang mengatakan, memastikan serapan CPO di dalam negeri maksimal akan mengurangi dampak negatif lesunya ekspor. Sebab, setelah B30 ini, pemerintah akan mengujicobakan pula B40. Artinya, kebutuhan CPO untuk memproduksi B30 dan B40 juga akan membesar.

Gapki mencatat, ekspor CPO ke Negeri Panda berkisar 5 juta ton tahun lalu. “Misalnya, potensi ekspor itu hilang 1 juta ton, kebutuhan CPO untuk B30 dan B40 bisa membantu,” ujar Togar kemarin (26/2). Setidaknya, pasokan CPO bisa terdistribusikan dengan baik.

Togar yakin, harga CPO tidak akan melonjak drastis. Program biodiesel setidaknya bakal mampu menjaga harga CPO tetap pada kisaran USD 700 atau USD 800 (sekitar Rp 9,7 juta sampai Rp 11,16 juta) per ton.

Menurut dia, ekspor CPO ke Tiongkok bersifat musiman. Saat ini, misalnya. Tiongkok tidak perlu lagi menyetok banyak SPO lantaran Hari Raya Imlek telah berlalu, “Biasanya September-November, permintaan impor CPO dari Tiongkok melonjak.”

Menurut Togar, jika virus korona tuntas tertangani pada April-Mei, kinerja CPO Indonesia akan pulih setidaknya pada semester II tahun ini. Sebab, perekonomian Tiongkok pun kembali normal pada saat itu. Ada harapan, permintaan CPO oleh Tiongkok. kembali meningkat.

Sebaliknya, jika wabah korona berlarut, konsumsi minyak nabati di Tiongkok makin merosot Artinya, kinerja ekspor CPO pun tidak akan membaik. “Sawit itu kan masih urusan makanan. Kalau ekonomi dunia tidak kencang, konsumsi melambat,” urainya.

Saat ini, produksi biodiesel Indonesia mencapai 11,9 juta kiloliter. Dari jumlah tersebut, volume CPO yang diperlukan mencapai 9 ton. Hanya sekitar 17 persen produksi CPO yang sekarang digunakan untuk B30. Perkiraan pemerintah, kebutuhan biodiesel saat implementasi biodiesel 50 persen (B50) pada 2021 akan mencapai 14 juta kiloliter. Dengan demikian, sebanyak 26 persen produksi CPO domestik pada tahun tersebut akan digunakan untuk B50.

VP Corporate Communicatioan PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan, B30 sudah bisa dibeli hampir di seluruh SPBU Pertamina yang tersebar di seluruh Indonesia. “Titik blending kami sudah cukup banyak. Dari 28 titik yang tersebar di seluruh Indonesia, B30 akan disalurkan ke SPBU milik Pertamina di seluruh Indonesia,” terangnya.

 

Sumber: Jawa Pos