InfoSAWIT, JAKARTA – Pelaku sawit sepakat, penerapan program mandatori biodiesel yang memperoleh dukungan insentif dari Badan Pengelola Dan Perkebunan kelapa Sawit (BPDP-KS), akan tetap tetap diteruskan. Dikatakan Deputi Menko II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud, pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan Program B30 guna mendukung target bauran energi Indonesia sebesar 23% di tahun 2025.

“Sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto, program B30 akan tetap dijalankan pada tahun 2021 dengan target penyaluran biodiesel sebesar 9,2 Juta Kiloliter,” katanya saat sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 191 /PMK.05/2020 tentang Pungutan Ekspor, yang dihadiri InfoSAWIT, akhir tahun 2020 lalu.

 

Lebih lanjut kata Musdhalifah, Program mandatori B30 yang telah dijalankan menciptakan instrumen pasar domestik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pasar ekspor. Dengan terjaganya konsumsi biodiesel  dalam negeri melalui programman datori B30, diharapkan dapat menyerap produksi CPO minimal sekitar 9 juta ton setiaptahunnya sehingga bisa menjaga keberlanjutan indutri hulu sampai hilir, menciptakan kestabilan harga CPO yang pada  akhirnya juga akan memberikan dampak positif pada harga Tandan Buah Segar ditingkat petani.

“Dukungan pemerintah terhadap hilirisasi produk kelapa sawit juga terus dilakukan baik untuk sektor industri dengan mendorong perkembangan industri oleokimia maupun  pada skala kecil di tingkat petani melalui dukungan pembentukan Pabrik Kelapa Sawit Mini yang dikelola oleh Koperasi/ Gabungan Kelompok Tani,” katanya.

Saat ini pengembangan industri biodiesel terus dilakukan, tidak hanya mengandalkan dari proses esterifikasi, proses hidrogenasi pun ditempuh dengan memanfaatkan penggunaan katalis merah putih. Menjadi cara pemerintah lewat Kementerian Energi, Sumberdaya Alam dan Mineral (ESDM), untuk terus memacu pengembangan sektor industri berbasis minyak sawit nasional.

Diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, realisasi target biofuel berkembang baik dan bahkan diperkirakan realisasi target tahun 2020 akan lebih baik. Sehingga harapannya kedepan biofuel mampu menyumbang 2%-3% dari target kontribusi energi terbarukan di tahun 2025.

Sampai tahun 2019, energi terbarukan sudah menyumbang 2,95% dari total energi nasional. Berdasarkan peta jalan biofuel, kontribusi biodiesel akan meningkat terus dari 2,5 juta KL pada tahun 2020, menjadi 10,5 juta KL pada tahun 2025, lantas 11,7 juta KL pada tahun 2030, dan 13,0 juta KL pada tahun 2035. “Mandatori biodiesel mencoba meningkatkan bauran minyak sawit dengan target berbeda tiap sektor,” catat Dadan dalam Indonesian Palm Oil Conference & outlook 2021, yang dilakukan secara online dihadiri InfoSAWIT, Desember 2020 lalu. (T2)

Sumber: Infosawit.com