Berbagai penelitian baik di Indonesia maupun di Eropa, menunjukan bahwa dengan mengunakan Life Cycle Analysis pengantian bahan bakar diesel/solar dengan biodiesel sawit akan mengurangi emisi gas rumah kaca dari mesin diesel sekitar 50-60%.
Bahkan menurut European Commission, apabila bio diesel sawit yang dihasilkan oleh PKS dengan methane capture pengurangan emisi GHG dapat mencapai 62%. Hasil penelitian Mathwes and Ardyanto, juga mendukung temuan Uni Eropa tersebut bahwa pengunaan biodiesel sawit sebagai penganati diesel dapat mengurangi GHG diatas 60%.
Penghematan emisi GHG akibat pengunaan biodiesel berbahan bakau sawit tersebut, lebih tinggi dibandingkan dengan penghematan emisi yang diperoleh dari biodiesel berbahan baku minyak rapeseed, minyak kedelai maupun minyak bunga matahari.
Dengan kata lain, penggunaan biodiesel minyak sawit sebagai pengganti diesel dapat menurunkan emisi GHG yang lebih besar dibandingkan dengan jika digunakan biodiesel berbahan baku kacang kedelai, rapeseed maupun minyak bunga matahari.
Sumber: Sawitindonesia.com