BEIJING – Indonesia dan Malaysia, sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, merasa bahwa kebijakan baru dari Brussels adalah bentuk proteksionisme. Menghadapi kebijakan tersebut, kedua negara berupaya mencari pasar baru untuk mengekspor minyak sawit mereka. Sebagai hasil dari upaya diversifikasi ini, Malaysia baru-baru ini menandatangani kesepakatan bisnis dengan China senilai 3,9 miliar dollar AS (Rp 61,98 triliun) dalam KTT Expo China-ASEAN.

Kesepakatan ini mencakup perjanjian antara Sime Darby Oils International dari Malaysia dan GuangXi Beibu Gulf International Port Group dari China untuk membangun pusat distribusi minyak sawit di Kota Qinzhou, China. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyatakan bahwa Malaysia berencana menggandakan ekspor minyak sawit ke China hingga 500.000 ton per tahun dalam beberapa tahun ke depan.

Uni Eropa (UE) berdalih bahwa kebijakan baru mereka adalah upaya untuk meningkatkan standar lingkungan global, bagian dari kebijakan luar negeri mereka. UE tidak menjatuhkan larangan total, tetapi mencatat penurunan nilai impor minyak sawit sebesar empat juta ton antara Juli 2022 hingga Juni 2023, turun seperlima dari tahun sebelumnya.

Peneliti dan analis mengungkapkan bahwa kebijakan UE mungkin membuat negara-negara Asia Tenggara lebih bergantung pada China dan mengurangi akses mereka ke pasar UE. Ini juga menciptakan kondisi yang menguntungkan ekspor ke China dan berpotensi merugikan reputasi Eropa. Kebijakan UE juga dapat berdampak pada produksi minyak sawit di region ini, dengan Malaysia melaporkan penurunan produksi sebesar 2,3 persen pada paruh pertama 2023.

Namun, negosiasi antara UE, Malaysia, dan Indonesia masih berlangsung, dengan UE mengirimkan delegasi untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi bersama terkait isu minyak sawit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Buntut Larangan Uni Eropa, China Lirik Sawit Indonesia dan Malaysia”, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2023/10/30/200900270/buntut-larangan-uni-eropa-china-lirik-sawit-indonesia-dan-malaysia?page=all.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *