Jakarta: Harga crude palm oil (CPO) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu, 27 Desember 2017 melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya yang ditutup naik dua persen karena solidnya permintaan ekspor serta adanya ekspektasi untuk produksi yang lebih rendah.

Department Riset Monex Investindo Futures, Rabu, 27 Desember 2017 mencatat perdagangan kemarin, perusahaan kargo surveyor Intertek Testing Services (ITS) melaporkan bahwa jumlah ekspor produksi minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Desember naik sebesar satu persen dari bulan sebelumnya.

Sementara itu perusahaan kargo surveyor lainnya yaitu Societe Generale de Surveillance (SGS) juga melaporkan adanya kenaikan permintaan ekspor sebesar 1,3 persen untuk periode yang sama.

Sedangkan untuk permintaan minyak sawit diperkirakan akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang, karena pembeli utama seperti Tiongkok akan meningkatkan cadangannya menjelang libur Tahun Baru Imlek di Februari.

Selain itu, untuk produksi terlihat akan turun sampai kuartal pertama tahun depan yang sejalan dengan tren musiman.

Adapun untuk pergerakan ringgit pukul 11.10 WIB terlihat di level 4.0835, menguat sekitar 0,1 persen. Ringgit yang menguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya yang berpotensi menjadi katalis negatif untuk harga minyak sawit.

Kisaran perdagangan dalam jangka pendek terlihat di area 2.420-2.460 ringgit per ton. Menembus ke atas dari level 2.460 dapat membuat harga untuk bergerak lebih tinggi menguji ke 2.500.

Sedangkan untuk sisi sebaliknya, menembus ke bawah dari level 2.420 dapat memicu penurunan lebih lanjut mengincar support di 2.360.

Sumber: Metrotvnews.com