Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, kondisi cuaca tahun ini lebih basah dibandingkan kondisi 2015. Dan, tingkat kekeringan juga tidak seekstrim seperti pada tiga tahun lalu.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, pada Mei hingga Agustus 2018, Indonesia memasuki musim kering namun tidak merata. Kemudian, dilanjutkan musim hujan secara merata di seluruh wilayah Indonesia pada Oktober hingga Desember. Sementara itu, hingga Mei, cuaca dikategorikan dalam kondisi weak La Nina.

Untuk itu, Dwikorita Karnawati mengingatkan, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap ada dan harus diantisipasi sejak dini. Hal itu, disampaikan dalam Munas ke-10 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), di Jakarta.

Menurut Rita sapaan akrab Dwikorita, sebagian wilayah di Sumatera, Jawa dan Kalimantan, pada Maret telah memasuki puncak musim kering sehingga potensi hutan terbakar tetap ada dan harus diantisipasi. “Pada saat bersamaan, ada juga wilayah yang mengalami puncak musim hujan seperti pantai barat Sumatera. Sebaliknya di pantai timur justru mengalami kekeringan,” lanjut Rita.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo menambahkan, kondisi cuaca tahun ini diprediksi normal, merupakan momentum yang baik untuk produksi sawit. “Saat ini ada weak La Nina hingga Mei. cuacanya lebih basah dibandingkan 2015. Pihaknya memprediksi pada Maret hingga April terjadi turun hujan meski tidak merata,” kata Prabowo

Menanggapi adanya perkiraan kondisi cuaca dari pihak BMKG yang berpotensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah beroperasinya perusahaan perkebunan kelapa sawit. Ketua bidang Agraria dan Tata Ruang Eddy Martono GAPKI mengatakan pihaknya juga memperkirakan, produksi minyak sawit crude palm oil (CPO) nasional pada 2018 akan meningkat dibandingkan 2017 didukung kondisi cuaca yang cenderung normal.

Menurut Eddy, selama tidak terjadi banjir berlebihan atau kebakaran, panen tidak terganggu. Jika tidak terjadi banjir dalam jangka waktu lama, efeknya tidak terlalu signifikan. Hanya terkendala pengangkutan hasil panen dari kebun. Sebaliknya jika terjadi kebakaran cukup besar, butuh waktu minimal satu tahun untuk mengembalikan kondisi kebun. Dan, cuaca  yang normal akan berdampak baik bagi produksi sehingga produksi CPO tahun ini diperkirakan bisa naik lebih dari 38 juta. (Robi Fitrianto)

 

Sumber: Sawitindonesia.com