Medan. Dengan dibantu secara penuh oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) yang dipimpin oleh Ir Derom Bangun selaku Ketua Umum mengusulkan 18 November sebagai Hari Sawit Nasional kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dasar dari pengusulan Hari Sawit Nasional ini terdiri dari sejumlah aspek, baik aspek historis, filosofis, maupun ekonomis.
Hal itu disampaikan Derom Bangun kepada sejumlah wartawan di Medan, Senin (9/10/2017). Saat itu Derom Bangun didampingi Sekretaris DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad, Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara Timbas Prasad Ginting, dan tiga peneliti senior PPKS yang mewakili Direktur Utama PPKS Dr Ir Hasril Hasan Siregar, yakni Dr Edy Sigit Sutanta (Kepala Bidang Penelitian), Dr Donald Siahaan (Ketua Kelompom Peeliti, Pengolahan Hasil dan MUtu), serta Dr Suroso Rahutomo (Ketua Tim Percepatan Oil Palm Science Techno Park/OSTP).
Kata Derom, secara historis benih sawit memang awalnya dibawa dari benua Afrika ke Bogor pada tahun 1848. Pihaknya tidak menjadikan 10 Desember yang saat ini dikenal sebagai Hari Perkebunan menjadi Hari Sawit Nasional karena sejatinya 10 Desember itu adalah praktek dari nasionalisasi banyak perkebunan swasta asing pasca kemerdekaan oleh Presiden Soekarno di awal kemerdekaan.
Namun akhirnya pihaknya memilih untuk mengambil upaya komersialisasi sawit untuk pertama kali di era kolonialisme Belanda sebagai bahan dasar Hari Sawit Nasional. Diketahui bahwa upaya komersialisasi perkebunan sawit pertama kali dilakukan pada tanggal 18 November 1911 di Perkebunan Pulo Raja, Asahan, yang kini menjadi bagian dari PTPN IV.
Kemudian secara filosofis, Derom menyebutkan Hari Sawit Nasional dibutuhkan karena sejumlah tanaman perkebunan lainnya sudah memiliki hari jadi tersendiri, seperti Hari Kopi Nasional yang bahkan diresmikan oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Pihaknya juga ingin jika Hari Sawit Nasional bisa diwujudkan, ada kecintaan segenap elemen masyarakat Indonesia terhadap sawit.
Secara ekonomis, Derom mengatakan kelapa sawit telah banyak memberikan sumbangsih bagi perekonomian nasional.Bahkan, minyak sawit mampu memberikan devisa bagi bagi hingga miliaran Dolar AS.
“Kami berharap Hari sawit Nasional bisa dirayakan di tahun ini. 18 November memang belum fix, itu merupakan usulan DMSI yang dibantu oleh PPKS. Namun kami telah menyampaikan permohonan terkait Hari Sawit Nasional kepada sejumalh pihak terkait untuk dimintai pertimbangan mengenai hal ini,” tegas Derom Bangun.
Pihak terkait yang ia maksud yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, sejumlah asosiasi anggota DMSI, PTPN (Holding), PT Socfindo, PT Tolan Tiga Indonesia, Rektor IPB (Institut Pertanian Bogor), Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Runtung Sitepu, Rektor UGM (Universitas Gajah Mada) Profesor Panut Mulyono, dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Sumber: Medanbisnisdaily.com