Kendati telah purna bakti sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko), nama Darmin Nasution akan terus lekat terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan berbasis minyak sawit, atau dikenal dengan biodiesel (FAME).

Betapa tidak, menteri yang kerap dipanggil “Opung” atau orang yang dituakan dalam bahasa Batak, memiliki peran sentral dalam pengembangan kebijakan mandatori biodiesel.

Darmin bercerita, saat dirinya diminta untuk bergabung menjadi salah satu menteri di pemerintahan Jokowi-JK, tepatnya pada Agustus 2015, Darmin langsung tancap gas bekerja dan salah satu fokusnya membangun energi baru dan terbarukan di Indonesia.

Ini dilakukan lantaran muncul pertanyaan besar dalam diri Darmin, kenapa mandatori biodiesel sawit yang telah berjalan semenjak 2009 lalu seolah jalan ditempat tanpa kemajuan, setelah diusut lambatnya program mandatori biodiesel lantaran banyaknya pandangan dan kajian yang menjadi pertimbangan dalam menerapkan program mandatori biodiesel sawit tersebut.

Beberapa kalangan bahkan sempat memberikan masukan bahwa campuran biodiesel sawit ke minyak solar hanya akan efektif sekitar 7,5% (B7,5), para pakar juga memberikan catatan bahwa biodiesel sawit jangan sampai digunakan di wilayah dengan kondisi iklim dibawah 15 derajat. “Saya kira iklim Indonesia tidak sampai sedingin itu, maka program itu saya yakini bisa lebih tinggi campurannya, kalaupun ditingkatkan menjadi 20%, 50% bahkan 100%, para ahli pun tidak ada yang menentang,” katanya.

Persoalan memuluskan program mandatori biodiesel sawit, cerita Darmin, sempat pula melakukan pembicaraan dengan Panglima TNI dan Kepala Polri, saat itu, dimana pada akhirnya petinggi di kedua institusi ini mendukung penuh program mandatori Biodiesel sawit.

 

Sumber: Infosawit.com