Tonggak sejarah bermula di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan Jumat (13/10). Gerakan nasional peremajaan kebun sawit yang digelar perdana di Bumi Serasan Sekate itu bakal menjadi pijakan masa depan ekonomi bangsa, sekaligus kesejahteraan jutaan petani di negeri ini.
Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit, sehingga berperan besar terhadap produksi minyak sawit mentah yang menjadi andalan ekspor Bumi Sriwijaya.
Saat ini luasan perkebunan kelapa sawit di Muba mencapai 260.000 hektare yang mana sebagian lahannya sudah berusia di atas 20 tahun sehingga perlu dilakukan peremajaan.
Menyadari Muba merupakan penyokong terbesar produksi sawit di Sumsel dan memiliki andil terhadap produksi sawit nasional, maka pemerintah menaruh perhatian penuh terhadap keberlangsungan perkebunan sawit di kabupaten itu.
Pemkab Muba menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa sawit untuk menyalurkan pembiayaan peremajaan kebun kelapa sawit milik petani plasma di daerah tersebut.
Upaya Pemerintah Kabupaten Muba untuk memajukan perkebunan sawit pun menuai hasil dengan diresmikannya penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit. Bahkan, Muba menjadi daerah pertama di Indonesia yang memulai program dengan menggunakan bantuan dari BPDP Kelapa sawit.
Bupati Kabupaten Muba Dodi Reza Alex mengatakan, petani rakyat kelapa sawit di Muba telah lama menantikan momen bersejarah ini.
Menurut Dodi, peremajaan lahan sawit milik rakyat itu merupakan sebuah momen yang akan membuka kesejahteraan bagi puluhan ribu petani rakyat di Muba, dan tentunya jutaan petani yang menggantungkan nafkah di perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
“Alhamdulillah dalam sejarah Kabupaten Muba baru kali ini kami kedatangan kepala negara yang peduli pada petani sawit yang sekaligus mencanangkan program peremajaan perkebunan kelapa sawit bagi petani rakyat, dimulai di Muba untuk seluruh Indonesia,” ujarnya.
Dodi mengemukakan, pihaknya sangat bangga atas kehadiran Presiden RI dan penanaman perdana program peremajaan lahan yang pertama di Indonesia. Program itu akan dinikmati oleh 2.032 petani swadaya atau petani rakyat anggota koperasi dengan luas kebun 4.446 ha.
Program peremajaan kelapa sawit ini juga merupakan langkah strategis bagi Muba untuk menerapkan prinsip perkebunan berkelanjutan atau suistainable palm plantation.
“Muba telah memulai langkah tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan yang ramah lingkungan dan memperhatikan aspek-aspek sosial. Terbukti, alhamdulillah sudah ada petani kelapa sawit yang memiliki sertifikat ISPO,” ujarnya.
Dodi menambahkan, melalui program replanting ini, pihaknya berkeyakinan akan memperkuat diplomasi kelapa sawit Indonesia di forum internasional dan mengembalikan kedaulatan sawit Indonesia di pasar dunia.
“Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang mempercayai Muba sebagai tempat replanting kelapa sawitpertama di Indonesia. Semoga kunjungan dan kebijakan Presiden dan rombongan dapat meningkatkan semangat petani kelapa sawituntuk memproduksi tandan buah segar sekaligus meningkatkan pembangunan di daerah, khususnya Muba,” katanya.
Bupati melanjutkan, apabila program peremajaan sawit telah berjalan baik, pemda berharap peremajaan juga dapat dilanjutkan untuk komoditas utama Muba lainnya, yakni karet bagi petani rakyat.
Pasalnya, Muba dengan luas wilayah hampir seluas Provinsi Jawa Barat itu mempunyai perkebunan karet seluas 585.000 ha yang hampir seluruhnya milik rakyat. Kebun tersebut, kata Dodi, juga perlu diremajakan.
Selain dihadiri Presiden Joko Widodo, Penanaman Perdana Program Peremajaan Kebun Kelapa sawit dan Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat juga disaksikan oleh Menteri Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Agraria Sofyan Djalil, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadi Muljono, dan Sekertaris Kabinet Pramono Anung.
APRESIASI MUBA
Presiden Joko Widodo mengatakan, sekitar 4.400 hektare perkebunan kelapa sawit di Musi Banyuasin diberikan bantuan berupa peremajaan kebun kelapa sawit. Hal itu karena kondisinya sudah tua dan tidak mampu memproduksi CPO dengan maksimal.
“Seluas 4.400 hektare kebun sawit sudah tua. Biayanya ditanggung pemerintah, bibitnya diberi. Bibit palawija juga diberi. Kurang apa?” tanya Joko Widodo dalam sambutannya hari itu.
Diketahui, ada sebagian lahan perkebunan yang dikelola petani namun dalam status berada di kawasan hutan produksi. Untuk itu, Joko Widodo sudah meminta kepada Kementerian Kehutanan dapat segera melepasnya.
“Yang masuk kawasan hutan untuk segera dipulangkan dari kawasan hutan. Ini untuk diberikan sertifikat tapi khusus kelapa sawitmilik rakyat,” katanya.
Diakuinya, Sumsel menjadi provinsi yang pertama dan akan berlanjut ke provinsi lainnya. Pada bulan depan direncanakan akan dilakukan hal serupa di Sumatra Utara, Jambi, dan Riau.
“Kita mulai di Sumsel lebih dulu. Kita konsentrasi di Pulau Sumatra. Masuk ke Kalimantan tahun depan. Ini dilakukan agar kita gampang mengecek dan mengontrolnya.
Setelah ditanam ini, dilakukan peremajaan, awal 2019 nanti akan saya cek lagi,” tegas Presiden.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dalam kesempatan yang sama mengapresiasi langkah Bupati Muba dan Gubernur Sumsel sehingga menjadi daerah pertama dilakukannya replanting kebun sawit di Indonesia.
“Mengapa Muba lebih dulu? Itu karena Gubernur Sumsel dan Bupati Muba aktif. Setelah ini tentu akan menyusul daerah-daerah lain,” katanya.
Sumber: Bisnis Indonesia