Dr.Sri Wening, M.Si  punya komitmen kuat dalam pengembangan riset bioteknologi tanaman terutama kelapa sawit. Saat ini, dia sedang menggeluti analisis DNA kelapa sawit dan organisme lain yang berkaitan kelapa sawit.

Tidak banyak peneliti yang menggeluti dunia riset bioteknologi khususnya tanaman. Padahal, bioteknologi mempunyai peranan penting  untuk membantu memperbaiki atau meningkatkan produksi tanaman, salah satunya dengan pengembangan cabang keilmuan bioteknologi tanaman. Cabang ilmu ini menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki sifat dan produk berkualitas unggul. Tujuannya supaya memperoleh bahan tanaman yang lebih unggul dan berkualitas seperti tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan juga tekanan udara di sekitar lingkungan.

Salah satu peneliti wanita yang menggeluti bioteknologi tanaman adalah Dr. Sri Wening, M.Si. Lulusan S-1 Universitas Gajah Mada ini adalah Peneliti Bioteknologi Tanaman di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Dalam pandangannya bahwa DNA sebagai bagian bioteknologi yang menjadi kerangka utama kehidupan makhluk hidup di dunia.

“Sehingga semua masalah yang berkaitan dengan kehidupan pada umumnya dan pertanian pada khususnya akan berpeluang besar dibantu pemecahannya dengan bantuan bioteknologi,” kata Sri ketika diwawancarai Sawit Indonesia via email pada awal Oktober 2017.

Namun itu semua, menurut dia, memerlukan penelitian yang konsisten untuk mendalami bioteknologi yang  memanfaatkan kekayaan alam tersebut. Apalagi untuk menekuni profesi ini tidaklah mudah. Peneliti bidang bioteknologi tanaman bidang rekayasa genetika atau pemanfaatan informasi markamolekuler, mesti  menguasai ilmu pengetahuan mengenai genetika, biologi seluler dan molekuler.

Meskipun menggeluti bidang sulit, tetapi Sri tidak menyerah. Dia mendapatkan dukungan besar teman terdekatnya semasa bangku kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) dan kini telah menjadi suaminya:  Dr. Agus Susanto. Maka, Sri Wening terus menggeluti penelitian bioteknologi. Ia mengambil topik mengenai pendeteksian secara molekuler atas virus yang menginfeksi salah satu jenis hama tanaman.

“Sejak saat itu saya tertarik untuk menekuni biologi molekuler sebagai dasar bioteknologi pertanian. Bioteknologi tanaman merupakan bidang ilmu yang sangat penting, karena beberapa pendekatannya diperlukan untuk mengakselerasi pencapaian tujuan-tujuan pertanian,” ungkap wanita berhijab ini.

Setelah menuntaskan jenjang Strata I di Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, membuat Sri tidak berpuas diri. Sebagai cabang keilmuan yang belum banyak dilirik oleh orang Indonesia, membuat dia tertarik untuk terus mengembangkannya. Hal itulah yang membuat wanita berkacamata ini melanjutkan program studi bidang Bioteknologi di Institut Pertanian Bogor (IPB). “Kebetulan juga saya mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk menempuh pendidikan di sana,” ungkapnya.

Saat itu, ia mengambil tugas akhir Strata II mengenai  pemetaan genetik kelapa sawit. Setelah lulus pada 2002, mulai bekerja sebagai peneliti Bioscience, PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk, Sumatera Utara. Posisinya membawahi Laboratorium Molekular Marker, yang bertugas menghasilkan data genetik pada program pemuliaan kelapa sawit.

 

Sumber: Sawitidnonesia.com