JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Rencana penghentian sementara ekspor minyak sawit mentah (CPO) sedang menjadi pembahasan pemerintah. Kabar ini diterima oleh tim redaksi sawitindonesia.com, dari salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya.

Untuk memastikan informasi, tim redaksi menghubungi pejabat pemerintah dan kalangan pelaku industri Sawit. Apalagi rencana pembahasan ini dikabarkan melalui sebuah rapat khusus, Selasa besok (18 Januari 2022).

Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, menepis isu yang menyebutkan ekspor CPO akan dihentikan sementara.

“Nggak lah masa mau dihentikan (ekspor CPO),” ujar Musdhalifah melalui layanan pesan WhatsApp, Senin (17 Januari 2022).

Musdhalifah yang meraih gelar Doktor di IPB University, menegaskan pemerintah belum pernah membahas kebijakan penghentian ekspor CPO. Apalagi dikaitkan dengan masih tingginya harga minyak goreng di masyarakat.

“Waduh belum pernah kita bahas, ” paparnya singkat.

Kalangan pelaku industri baik hulu dan hilir sawit menyatakan belum mendengar niatan pemerintah untuk setop ekspor CPO.

“Belum dengar (rencana penghentian ekspor CPO),” jelas Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI.

Bernard Riedo, Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) juga mengeluarkan pernyataan serupa.

“Sampai sore ini (tidak ada undangan untuk membahas penghentian ekspor CPO). Kami juga belum dengar rencana tersebut,” kata Bernard.

Ketika ditanyakan, ekspor CPO masih tetap berjalan sampai akhir Januari ini. Musdhalifah Machmud menjawab tetap berjalan.”Iya,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid sempat mengusulkan kepada pemerintah untuk menunda sementara ekspor minyak sawit mentah CPO ke luar negeri.

Usulan tersebut diungkapkannya dalam upaya menstabilkan harga minyak goreng di dalam negeri.

“Alasannya guna menjaga stabilitas harga minyak goreng dalam negeri, terutama di kalangan masyarakat bawah,” kata Nusron dalam keterangan tertulis beberapa waktu.

Ia mendapatkan laporan dari lapangan kalau kini harga minyak goreng menembus Rp25.000 per liter. Situsi ini pasti memberatkan rakyat kecil.

Dalam pandangan Politikus Partai Golkar ini meski operasi pasar sudah dilakukan berkali-kali, tapi harga minyak goreng tetap tinggi di lapangan.