Kinerja ekspor produk minyak kelapa sawit dan turunannya ke sejumlah negara tumbuh pada semester 1-2017. Namun, pelaku usaha minyak kelapa sawit perlu mengantisipasi kebijakan kenaikan tarif bea masuk di India.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia ( Gapki ) Fadhil Hasan di Jakarta, Sabtu (26/8); “Ekspor produk minyak kelapa sawit mencapai 16,6 juta ton,”meningkat 25 persen,” kata Fadhil.
Produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) pada semester 1-2017 mencapai 18,15 juta ton. Produksi itu tumbuh 18,6 persen dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun 2016 sebanyak 15,30 juta ton. Produksi pada semester 1-2017 masih dipengaruhi El Nino tahun lalu sehingga kurang maksimal.
Selama semester 1-2017, ekspor produk CPO dan turunannya ke sejumlah negara tumbuh positif, kecuali ke Pakistan yang turun 5 persen menjadi 1,05 juta ton. Volume ekspor produk CPO ke India tumbuh 43 persen menjadi 3,8 juta ton.
Menurut Fadhil, ekspor ke negara-negara Uni Eropa (UE) meskipun juga tumbuh dan ada resolusi Parlemen Eropa. Ekspor ke Eropa mencapai 2,7 juta ton atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,9 juta ton. Kenaikan kinerja ekspor diikuti juga ke negara-negara Afrika (36,5 persen), Banglades (29 persen), Amerika Serikat (27 persen), dan China (18 persen).
Dibutuhkan Eropa
Peningkatan ekspor CPO ke negara-negara UE pada semester 1-2017 dapat menunjukkan minyak kelapa sawit mentah tetap dibutuhkan oleh konsumen di UE, termasuk industri pengguna meskipun Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi terkait perkebunan dan industri minyak kelapa sawit.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, pemerintah juga perlu mengantisipasi kebijakan kenaikan tarif bea masuk dari India tersebut, misalnya, pemerintah mengirim tim untuk melobi Pemerintah India terkait penerapan kebijakan tersebut.
Joko mengatakan, pelaku usaha minyak kelapa sawit mentah dan pemerintah terus berupaya memperbaiki sektor perkebunan dan industri minyak kelapa sawit mentah sesuai dengan standar yang mendukung pembangunan industri CPO yang berkelanjutan.
Awal September, ujar Joko, Gapki juga akan menyampaikan pandangan terkait pembangunan industri minyak kelapa sawit mentah yang berkelanjutan dalam forum internasional yang diselenggarakan Program Pembangunan PBB (UNDP) di New York, Amerika Serikat.
Sumber: Kompas