Gabungan In dus tri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) memproyeksi ekspor komoditi sawit Indonesia (termasuk di dalamnya crude palm oil/ CPO dan turunannya, bio diesel dan produk oleokimia) tahun ini hanya akan tumbuh 3,4%.

Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mengatakan, pihaknya merevisi proyeksi pertumbuhan ekspor yang sebelum nya dipatok 5,7% di awal ta hun akibat kinerja menge cewakan sejauh ini. “Hingga Juni, penjualan jauh dari harapan.

Kalau ada perbaikan di regulasi pada semester II, baru kita bisa meningkat. Proyeksi ekspor semester I hanya tumbuh di CPO, tapi produk hilir di refinery menurun. Secara keseluruhan steady, segitu-segitu saja,” kata Sahat di Jakarta, pekan lalu.

Data GIMNI menunjukkan, ekspor seluruh produk sawit Indonesia pada semester I/2019 ini diproyeksikan sebesar 17,35 juta ton, dengan ekspor CPO sebesar 5,07 juta ton dan produk hilir olahan sawit sebesar 12,28 juta ton. Total eks por ini turun 5,34% dibanding kan semester I tahun lalu (year-on-year/yoy).

Adapun konsumsi domestik hingga tengah tahun ini di perkirakan mencapai 8,73 juta ton terdiri atas 5,08 juta ton untuk produk olahan pangan, 496.000 ton untuk produk olahan oleokimia, 3,14 juta ton un t uk biodiesel (fatty acid me – thyl ester /FAME), dan 14.000 ton produksi greendiesel.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat meng ungkapkan, total volume ekspor oleochemical hingga kuartal I/2019 mencapai 664.000 ton. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu tercatat 619.000 ton.

Kendati secara volume ekspor mengalami peningkatan, namun nilai ekspor produk ole ochemical pada kuartal I/2019 mengalami penurunan. Jika pada kuartal I/2018 nilai eks pornya USD648 juta, semen ta ra pada kuartal I/2019 turun menjadi USD648 juta.

“Selama ku artal I/2019 hing ga sekarang har ga produk ole ochemical secara global meng alami penurunan. Lantar an penurunan harga ini lah yang menyebabkan nilai eks por ki ta juga turun walau pun vo lu – me eks por kita naik,” katanya.

Rapolo mengatakan, tujuan utama ekspor produk oleochemical meliputi China, Eropa, India, Amerika Serikat, negara-negara di kawasan Timur Tengah, dan Jepang.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengungkapkan, implemen tasi program B20 untuk semua bahan bakar so lar sejak Sep tem ber 2018 te lah menggerek konsumsi biodiesel di pasar domestik.

Sepanjang kuartal I/2019 ini biodiesel yang ter salurkan sekitar 1,5 juta kil oli – ter (KL). Jumlah tersebut se ta ra 24,19% dari target pe nya lur an bio diesel di pasar dom estik tahun ini yang sebesar 6,2 juta kiloliter.

Paulus mengata kan, penyaluran biodiesel da lam negeri sejauh ini tidak mengalami hambatan berarti. “Hal itu ter jadi berkat kerja sama semua pi hak, baik pemer in tah, pro du sen biodiesel, mau pun industry automotif seperti Gaikindo (Gabungan Industri Ken da raan Bermotor Indonesia),” ujarnya.

 

Sumber: Koran-sindo.com