Arlinda menggarisbawahi bahwa sektor minyak kelapa sawit memainkan peranan penting dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia, sumber pendapatan bagi 5,3 juta lapangan kerja langsung, dan meningkatkan penghidupan 21 juta keluarga petani kecil.
Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Taiwan pada 2017 mencapai USD 2,09 juta atau meningkat sebesar 27,39% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD 1,64 juta. Sementara itu, impor minyak kelapa sawit Taiwan pada 2017 dari pasar dunia mencapai USD 176,17 juta dengan kontribusi pangsa pasar minyak kelapa sawit di Taiwan hanya 4,66%.
Indonesia berkomitmen memperbaiki cara produksi agar lebih berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan, dan sosial. Menurut skema Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesia merupakan produsen terbesar Certified Sustainable Palm Oil. “Indonesia siap memenuhi permintaan minyak sawit lestari 100% yang berkualitas tinggi. Saat ini Indonesia memasok 6,58 juta ton atau lebih dari setengah CSPO di pasar global,” tegas Arlinda.
Selain itu, Indonesia juga mempromosikan kopi. Sebagai produsen kopi terbesar ke-4 dan eksportir kopi terbesar ke-7 di dunia. Di antara kopi berkualitas tinggi dari Indonesia, yang umumnya dikenal di dunia sebagai “Kopi Premium” adalah kopi Jawa, Mandailing, Gayo, dan Toraja. Ekspor kopi Indonesia ke dunia pada tahun 2017 tumbuh sebesar 17,71% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, ekspor kopi Indonesia ke Taiwan pada 2017 sebesar USD 18,49 juta. Potensi ini diyakini dapat terus ditingkatkan.
Sementara pada kegiatan business matching, 79 pengusaha Indonesia akan dipertemukan dengan 144 pelaku usaha Taiwan. “Diharapkan para pelaku bisnis dari kedua pihak dapat menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan dan berdiskusi lebih detail mengenai produk dan jasa yang diminati,” ujar Arlinda.
Sumber: Sawitindonesia.com