InfoSAWIT, JAKARTA – Dikatakan Pemimpin Redaksi  Media InfoSAWIT, Ignatius Ery Kurniawan, Badan pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tercatat sudah sangat mendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesa. Salah satunya dengan mendukung program peremajaan sawit rakyat (PSR), menjadi solusi bagi beragam kendala yang dihadapi petani, dalam upaya meningkatkan produktivitas  kebun sawitnya.

Lebih lanjut kata Ery, secara nyata  petani kelapa sawit masih banyak membutuhkan dukungan untuk praktik berkebun kelapa sawit yang baik, supaya hasil kebunnya bisa meningkat dan mendongkrak pendapatan. Apalagi petani juga masih belum lama merasakan fluktuasi harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang berdampak pada menumpuknya hutang dan cicilan kredit, yang terjadi selama periode 2017-2019 lalu.

Tentu saja tutur Ery, guna mendukung petani sawit keluar dari masalah tersebut maka perlu ada pola kemitraan yang adil, sehingga mampu mendukung petani memperoleh keuntungan yang wajar dari berkebun kelapa sawit.

Termasuk dukungan peremajanan sawit bagi perkebunan kelapa sawit petani yang umur pohonnya  sudah melampaui 25 tahun keatas, atau kebun sawit rakyat yang produktivitasnya rendah akibat penggunaan benih sawit tak resmi (tak bersertifikat). “Dengan dukungan pendanaan dari BPDPKS, melalui dana hibah Rp 30 juta/ha, telah menjadi solusi dalam upaya peningakatan produktivitas kebun sawit rakyat,” katanya dalam pembukaan acara FGD Sawit Berkelanjutan Vol 9, bertajuk “PERAN BPDP-KS DALAM MEMPERKUAT KEMITRAAN PEKEBUN KELAPA SAWIT INDONESIA,” Kamis, 29 Juli 2021, yang diadakan media InfoSAWIT.

Lantas kata Ery, sejatinya dukungan sarana dan prasarana juga telah diberikan BPDPKS kepada petani lewat bantuan Sapras BPDPKS. “Sehingga petani sawit mampu mendukung pembangaun kebun sawit yang berkelanjutan,” tandas dia. (T2)

 

 

Sumber: Infosawit.com