JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Forum Borneo akan terus berlanjut tahun ini sesuai situasi dan kondisi serta isu kekinian yang terjadi pada komoditi dan industri kelapa sawit secara lokal, regional, nasional bahkan internasional.
Menurut pernyataan Presiden Borneo Forum Muhammadsjah Djafar tahun lalu, tuan rumah Forum Borneo ke 6 tahun ini adalah Kalimantan Utara, Menurutnya, pertemuan Borneo Forum ke-6 tahun ini tetap mengangkat isu kekinian perkelapa sawitan.
Informasi Borneo Forum 6: gapki.id/borneoforum
Namun demikian lanjut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim ini, pihaknya selaku leading sector forum tetap selalu berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan selaku instansi yang berwenang dalam subsektor perkebunan serta instansi terkait lainnya bahkan Kementerian Koordinator Perekonomian.
Diakuinya kualitas sawit Kaltim juga Indonesia cukup bagus meski harga masih fluktuatif tetapi sangat menjanjikan. Misalnya, harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah cukup tinggi dengan permintaan pasar dalam dan luar negeri yang tinggi pula.
Selain itu, produksi CPO khusus Kaltim minimal mencapai 4 juta ton per tahun yang didistribusikan (ekspor) ke berbagai negara seperti Pakistan dan India serta negara-negara Eropa. Meski pangsa pasar luar negeri sangat menjanjikan dan harga tinggi, Muhammadsjah tidak menampik tetap pihaknya berupaya memenuhi pasar lokal untuk konsumen dalam negeri.
“Ya kita jual ke Sinar Mas, Filma, Musim Mas juga Gawi Makmur dan beberapa perusahaan lain. Dan mereka kontrak enam bulan kedepan. Artinya, mereka sudah membayar enam bulan terlebih dulu. Alasannya, agar tidak sempat kosong atau stok tetap tersedia,” ungkapnya.
Muhammadsjah pun tidak menyanggah jika selama ini komoditi sawit Indonesia menghadapi permasalahan pasar global, terutama black campaign yang dihembuskan negara-negara pesaing bahwa perkebunan kelapa sawit Indonesia merusak hutan dan mengakibatkan masalah lingkungan.
.
“Ya, melalui forum seperti ini lah, kita pelaku perkelapasawitan terus berupaya menangkal permasalahan dengan mencari solusi, disamping terus meningkatkan produksi dan produktifitas serta kualitas kelapa sawit kita,” pungkasnya.