Fungsi tumbuhan dalam ekosistem juga berperan dalam melestarikan tata air. Melalui mekanisme evapotranspirasi tumbuhan menguapkan air ke atmosfer yang akan gilirinya turun kebumi melalui hujan. Selain itu, fungsi tumbuhan juga berperan dalam konservasi tanah dan air pada lapisan atas tanah, melindungi tanah dari pukulan langsung air hujan dan memelihara kelembaban udara (iklim mikro).

Jika dibandingkan antara perkebunan kelapa sawit dengan hutan secara umum memiliki peran yang sama dalam fungsi konservasi dan hidrologis. Hal ini tercermin dalam indikator evepotranspirasi, cadangan air tanah, penerusan curah hujan, laju infiltrasi dan kelembaban udara.

Perbandingan Fungsi Tata Air Antara Perkebunan Kelapa Sawit dan Hutan Tropis

Indikator Hutan Tropis Perkebunan Kelapa Sawit
Evapotraspirasi (mm/tahun) 1.560-1.620 1.610-1.750
Cadangan air tanah s/d kedalaman 200 cm (mm) 59-727 75.739
Penerusan curah hujan ke permukaan tanah (%) 85 87
Laju infiltrasi lapisan solum 0-40 cm (ml/cm3/menit) 30-90 10-30
Kelembaban udara (%) 90-93 85-90

Sumber: Henson (1999), PPKS (2004, 2005)

Perkebunan kelapa sawit yang memiliki siklus produksi yang cukup panjang yakni sekitar 25 tahun (sejak ditanam samapi reflanting) berarti fungsi konservasi dan hidrologis tersebut berlangsung setidaknya sampai 25 tahun.

Sumber: Mitos vs Fakta, PASPI 2017

 

Sumber: Sawitindonesia.com