BONTANG –  Diperkirakan bakal menghabiskan investasi sebanyak Rp 2 Triliun, Gama Corporation (Gamacorp) melalui anak perusahaannya, PT Energi Unggul Persada, mulai tahun ini bakal mendirikan pabrik minyak goreng dan biodiesel sawit di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Alasan didirikan di Bontang, lantaran kota ini dikeliling sejumlah kabupaten penghasil sawit terbesar di Kaltim, seperti Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Berau, termasuk Penajam Paser Utara dan Paser. Saat ini diperkirkan total perkebunan sawit produktif di Kaltim sudah melampui 1 juta ha. Jika proyek ini terealisasi tahun ini bakal menyerap ribuan tenaga kerja

Manager proyek PT Energi Unggul Persada (EUP) Bontang, Teguh mengungkapkan total tenaga kerja yang diserap oleh industri pengolahan CPO di Bontang bisa mencapai 5 ribu pekerja. Sekitar 2 ribu orang bakal dipekerjakan sebagai tenaga kerja organik dan selebihnya kisaran 3 ribu orang sebagai tenaga kerja alih daya alias outsourching. “Kalau berdasar pengalaman kami, kebutuhan tenaga kerja untuk industri serupa mencapai 5000. Sekitar 2000 pekerja organik dan 3000-an pekerja outsourching,” ujar Teguh seperti dikutip Klikbontang, akhir Januari 2018 lalu.

Prediksi kebutuhan tenaga kerja itu untuk menopang kegiatan industri turunan CPO yang cukup beragam. Antara lain minyak goreng sawit kemasan, bahan bakar biodiesel sawit, pemanfaatan limbah cangkang sawit, termasuk pupuk NPK. Saat ini tutur Teguh, PT EUP fokus pada kegiatan pembebesan seluas 128 hektare. Paralel dengan itu, pihaknya juga mulai menyusun dokumen Amdal di darat dan di laut. Teguh berharap Pemkot dan seluruh pemangku kepentingan di Bontang mendukung kegiatan pembangunan industri pengolahan CPO pertama di Kaltim. “Kami berharap dukungan dari semua pihak demi kelancaran pembangunan hingga perusahaan ini beroperasi,” katanya.

Walikota Bontang, Neni Moerniaeni mengungkapkan, pihaknya tidak ingin jadi tuan rumah yang pasif. Ia berharap pihak Gamacorp membuka ruang kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bontang, terlibat langsung dalam kegiatan industri pengembangan minyak goreng dan biodiesel.

Peluang kerja sama ini antara lain dalam hal pembangunan dan pengelolaan pelabuhan khusus (Pelsus) untuk kawasan industri di Bontang Lestari. “Intinya saya tidak mau Bontang hanya jadi penonton. Saya ingin kita terlibat dalam setiap investasi. Minimal untuk pembangunan dan pengelolaan Pelsus melibatkan pemerintah,” tutur Neni. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com