Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berupaya meningkatkan pembelian China sebagai konsumen utama produk sawit Indonesia. Negara berpenduduk di atas 1 miliar jiwa ini terus meningkatkan kebutuhannya untuk penggunaan produk pangan dari sawit.

“Kami mem-follow up MOU yg sudah ditandatangani akhir tahun lalu terkait import minyak sawit oleh China sebesar 125 ribu ton lebih besar dibandingkan periode sama tahun 2022,” ujar Eddy Martono, Ketua Umum GAPKI melalui sambungan telepon.

Eddy Martono didampingi oleh Sanny Anthony, Wakil Ketua Umum GAPKI dan Fadhil Hasan, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri GAPKI, mengikuti The 14th China International Cereals and Oils Industry Summit, Kunming-China pada 26 – 28 Juli 2023. Kehadiran Eddy bersama pengurus lainnya merupakan bagian promosi untuk meningkatkan permintaan minyak sawit oleh Tiongkok.

Eddy menjelaskan bahwa momentum ini juga dapat digunakan untuk mengalihkan pasar sawit dengan adanya tekanan dan hambatan dagang uang yang dilakukan oleh Eropa. Karena itulah, penetrasi dan promosi ke promosi terus dilakukan karena negara ini merupakan importir minyak sawit terbesar Indonesia.

“Tuntutan sustainability semakin besar sehingga kita harus terus menyiapkan produk minyak sawit kita benar-benar ramah lingkungan,” ujar Eddy.

 

Cao Derong, Presiden CFNA bertemu dengan pengurus GAPKI yang dipimpin Eddy Martono.

“Estimasi kami mencapai 6,5 juta sampai 7 juta ton ekspor sawit ke Tiongkok,” ujar Eddy.

Berdasarkan data GAPKI, Indonesia mengekspor CPO ke China sebesar 6,35 juta ton sepanjang 2022. Sementara itu, ekspor sawit ke India berjumlah 5,54 juta ton.

Kunjungan GAPKI ke China bersama pemerintah melalui Kemenko Maritim dan Investasi bersama asosiasi lain seperti APKASINDO, GIMNI, APROBI, dan APOLIN.

sumber: https://sawitindonesia.com/gapki-optimis-ekspor-sawit-indonesia-ke-china-capai-7-juta-ton/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *