Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) meminta ekspor tiga produk sawit, yang merupakan imbalan dari pelaksanaan kebijakan domestic market obligation (DMO) minyak goreng (migor), bebas levy, baik bea keluar (BK) maupun pungutan ekspor (PE), untuk periode Maret-Mei 2024. Hal itu untuk memperbesar akses ekspor tiga produk sawit tersebut dengan total potensi 5,9 juta ton yang kini seret karena permintaan pasar internasional sedang lesu.

Menurut Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga, saat ini, terdapat sekitar 5,9 juta ton potensi ekspor dari tiga jenis produk imbalan pelaksanaan DMO di tangan 78 produsen migor yang stagnan atau tak bergerak karena demand ekspor lesu. Ketiga jenis produk sawit itu adalah crude palm oil/CPO (HS 1510.11.00), refined bleached deodorized palm oil/RBDPO (HS 1511.90.20), dan refined bleached deodorized olein/RBDO (HS 1511.90.36.39).

“Untuk memperbesar akses ekspor ketiga jenis minyak sawit utama, yakni CPO, RBDPO, dan RBDO, salah satunya kami usulkan agar levy (BK dan PE) dinolkan pada Maret-Mei 2024, setelah itu kembali ke posisi semula,” kata Sahat saat buka puasa bersama media di Jakarta, Kamis (21/03/2024).

Apabila itu direalisasikan pemerintah maka bisa menutupi beban yang harus ditanggung produsen migor sebesar Rp 1,23 triliun per bulan akibat regulasi harga franco. Dengan regulasi harga franco Rp 12 ribu per kilogram (kg) di distributor, perkiraan subsidi yang harus disiapkan/terbebankan ke produsen migor dengan harga CPO di level Rp 13.250 per kg ex Dumai (Rp 14.407 per kg, termasuk PPN) total pada Maret-April 2024 berkisar Rp 1,23 triliun per bulan. Itu dengan asumsi kewajiban DMO sebesar 300 ribu ton per bulan selama Puasa-Lebaran (Maret-April 2024) dikalikan subsidi Rp 4.107 per kg rata-rata untuk Minyakita 50% dan curah 50%.

GIMNI juga meminta operasi jual CPO ke-78 produsen migor supaya mengacu Kepmendag No 1531/2022 tentang Penetapan Pemenuhan Dalam Negeri (DMO) dan Harga Penjualan di Dalam Negeri (DPO-CPO) dan Minyak Goreng yaitu harga franco CPO Rp 10.600 per kg pabrik migor. Hal tersebut lantaran resep DMO untuk mendapatkan peluang ekspor ketiga jenis minyak sawit yang sudah ditetapkan sudah tidak manjur lagi dengan kondisi sekarang ini.

sumber: https://investor.id/business/357207/gimni-minta-ekspor-tigaproduk-sawit-bebas-levy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *