InfoSAWIT, JAKARTA – Harga rata-rata minyak sawit pada bulan Februari 2021 adalah US$ 1.085/ton CIF Rotterdam, lebih tinggi  US$ 60 dari harga bulan Januari yang merupakan harga tertinggi dalam 6 tahun terakhir.

Harga yang tinggi disebabkan oleh produksi minyak nabati yang rendah ditambah dengan produksi biodiesel yang meningkat karena komitmen pemerintah antara lain Indonesia, USA, Brazil  dan Jerman untuk terus mengimplementasikan program penggunaan biodiesel. Oil World memperkirakan produksi biodiesel dunia tahun 2021 akan mencapai 47,5 juta ton; 2,2 juta ton lebih tinggi dari tahun 2020 dan 1,5 juta ton lebih tinggi dari 2019.

Dalam laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dampak harga yang tinggi adalah negara pengimpor banyak menahan pembeliannya yang menyebabkan ekspor menurun. Ekspor minyak sawit Indonesia pada bulan Februari 2021 diperkirakan sekitar 1.994 ribu ton, 867 ribu ton (-30%) lebih rendah dari bulan lalu. “Demikian juga nilai ekspor minyak sawit diperkirakan sekitar US$ 2 juta, US$ 600 juta (-23%) lebih rendah dari bulan lalu,” catat Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, Dalam keterangan tertulis diterima InfoSAWIT, belum lama ini.

Lebih lanjut kata dia, produksi minyak sawit bulan Februari 2021 juga mengalami penurunan sekitar 10% dari bulan Januari yang merupakan faktor musiman (seasonality), sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2020, produksi Februari 2021 lebih rendah 6% dari Februari 2020.

“sementara berbeda dengan ekspor, konsumsi dalam negeri bulan Februari 2021 lebih tinggi 5,5% dari bulan Januari menjadi 1.600 ribu ton. Untuk pangan naik 4,2% menjadi 795 ribu ton, biodiesel naik 9,6% menjadi 631 ribu ton sedangkan oleokimia turun 2,2% menjadi 174 ribu ton. Kenaikan konsumsi dalam negeri disebabkan adanya pelonggaran PSBB,” tandas Mukti. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com