Harga minyak goreng di pasar domestik turut tergerus penurunan harga minyak kelapa sawit global yang sudah di bawah US$ 500 per metrik ton. Saat ini harga minyak goreng berada di bawah harga acuan yang ditetapkan Kementerian perdagangan (Kemdag).

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, saat ini harga minyak goreng dibanderol Rp 8.500-Rp 9.000 per liter. Harga tersebut jeblok di bawah harga acuan minyak goreng yang ditetapkan Kemdag sebesar Rp 10.500 per liter untuk minyak goreng curah dan Rp 11.000 per liter untuk minyak goreng kemasan.

“Penurunan harga ini mengikuti penurunan harga crude palm oil (CPO) di pasar dalam negeri yang saat ini Rp 6.500 per kilogram (kg),” ujarnya akhir pekan lalu.

Selama ini, harga rata-rata CPO dalam kondisi normal mencapai Rp 7.500 per kg di pasar domestik. Penurunan harga CPO ini ternyata turut merembes tidak hanya pada produk hulu seperti Tandan Buah Segar (TBS), melainkan juga pada produk hilir seperti minyak goreng.

Investor relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kusuma mengatakan, selama ini SGRO merupakan penyuplai bahan baku berupa CPO untuk sejumlah produsen minyak goreng, seperti ke PT Wahana Citra Nabati dan PT Sumber Indah Perkasa.

Menurutnya, penurunan harga minyak goreng belum begitu berdampak pada SGRO, meskipun selama ini banyak menyuplai bahan baku minyak goreng. “Kalau ada penurunan harga, tapi itu tipis, justru kami melihat harga minyak goreng masih banyak ditentukan pasokan dan permintaan di pasar,” ucapnya.

GIMNI menargetkan tahun 2018 ini, penjualan minyak goreng pasar domestik mencapai 4,08 juta ton, dimana 3,4 juta ton curah dan 680.000 ton kemasan. Pada tahun 2019, penjualan minyak goreng diproyeksikan meningkat 15,19% mencapai 4,7 juta ton dari tahun ini.

 

Sumber: Harian Kontan