Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Agustus lalu cenderung menguat. Sepanjang periode tersebut, harga CPO kontrak pengiriman November 2019 di Malaysia Derevatif Exchange melesat 6,23% menjadi RM 2.234 per metrik ton di Jumat (30/8).

Keperkasaan harga CPO di bulan lalu terjadi setelah ekspor minyak sawit mentah Malaysia naik. Berdasarkan data Intertek Testing Services, ekspor CPO Malaysia Agustus lalu melesat 16,03% menjadi 1,64 juta metrik ton dibandingkan periode Juli, yang sebesar 1,41 juta metrik ton.

Serupa, AmSpec Services juga melaporkan, ekspor CPO di Negeri Jiran menanjak 19% dari 1,38 juta metrik ton.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim bilang, sentimen positif CPO juga datang dari kebijakan penyerapan biodisel Indonesia

Hal tersebut berhasil meredam sentimen negatif dari Uni Eropa yang telah menerapkan bea masuk terhadap produk CPO asal Indonesia, dengan tarif antara 8%-18%. “Perlawanan pemerintah ini legal dan berhasil membuat harga CPO naik,” papar Ibrahim.

Kebijakan biodisel B30 bakal mendorong pengunaan CPO di dalam negeri. Selain serapan 30% dari biodiesel B30, juga ada serapan 60% dari bahan bakar avtur.

Sentimen tambahan bagi CPO juga datang dari pergerakan ringgit Malaysia. Saat ini, kurs ringgit sedang tertekan, sehingga membantu penguatan harga CPO yang perdagangannya menggunakan ringgit.

Melihat kondisi ini, Ibrahim masih optimistis, harga CPO berpotensi kembali menguat di pekan ini. Ia pun memperkirakan harganya berada di kisaran RM 2.224-RM 2.310 per metrik ton.

 

Sumber: Harian Kontan