JAKARTA, investor.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives Menguat pada perdagangan Jumat (19/8/2022).

Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Jumat (19/8/2022), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman September 2022 menguat 31 Ringgit Malaysia menjadi 4.090 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Oktober 2022 naik 55 Ringgit Malaysia menjadi 4.101 Ringgit Malaysia per ton.

Sementara itu, kontrak pengiriman November 2022 terkerek 50 Ringgit Malaysia menjadi 4.093 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Desember 2022 terdongkrak 52 Ringgit Malaysia menjadi 4.103 Ringgit Malaysia per ton.

Serta, kontrak pengiriman Januari 2023 meningkat 53 Ringgit Malaysia menjadi 4.132 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Februari 2023 melesat 53 Ringgit Malaysia menjadi 4.181 Ringgit Malaysia per ton.

Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, saat ini sentimen di pasar saat ini yang mayoritas menjadi katalis negative terhadap harga CPO. Untuk indikator yang dipantau antara lain perkembangan masalah tenaga kerja terutama di sektor perkebunan sawit Malaysia, program biodiesel Indonesia, situasi Covid di Tiongkok. “Ditambah lagi, perkembangan situasi di pasar minyak nabati di dunia saat ini,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, baru-baru ini.

Yoga mengatakan tren harga CPO untuk pekan depan mendatang akan sangat bergantung pada rilisnya data pasar pada awal pekan nanti, yang menjadi indikator baik untuk melihat gambaran permintaan maupun pasokan. Sedangkan untuk indikator yang dipantau antara lain rilisnya data ekspor CPO Malaysia untuk periode 1-25 Agustus, permasalahan tenaga kerja untuk sektor perkebunan sawit Malaysia, program biodiesel Indonesia, situasi Covid di Tiongkok, dan perkembangan situasi di pasar minyak nabati.

“Untuk pergerakan harga CPO pada pekan depan berpotensi menemui level resistance di kisaran harga 4.500 – 4.750 Ringgit Malaysia per ton. Apabila mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga 3.750 – 3.500 Ringgit Malaysia per ton,” tutupnya.

 

Sumber: Investor.id