InfoSAWIT, KALBAR – Kenaikan harga minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO) membawa berkah bagi daerah yang punya perkebunan sawit luas. Salah satunya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
Keberadaan industri sawit mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalbar hingga ke level 10,81% pada kuartal II-2021. Jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II-2021 yang mencapai 7,07% secara tahunan (year on year/yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini mengatakan, faktor utama yang membuat perekonomian provinsi termuda di Indonesia ini bisa melompat tinggi adalah ekspor CPO. “Hal tersebut didorong oleh kinerja sektor utama Kalbar, yaitu pertanian dan industri pengolahan, ditambah beberapa sektor pendukung,” jelas Agus saat webinar ‘Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Barat’, Kamis (16/9/2021).
Agus memaparkan, nilai ekspor Kalbar pada Juni 2021 mencapai US$183,23 juta, atau meningkat 104,63 persen (yoy) ketimbang Juni 2020 sebesar US$89,54 juta. Peningkatan tersebut didorong nilai ekspor komoditas utama Kalbar, yaitu CPO yang pada kuartal II-2021 yang secara kumulatif mencapai US$128,76 juta, atau lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2020 yang sebesar US$0,750 juta. Kinerja ekspor ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan III-2021.
“Berdasarkan komoditas, pada triwulan II 2021 terjadi peningkatan ekspor komoditas CPO, karet, bauksit dan alumina. Komoditas CPO dan karet mengalami kenaikan nilai ekspor searah dengan demand global dan harga komoditas dunia pada yang mengalami peningkatan,” paparnya.
Agus menjelaskan, harga internasional CPO pada Juni 2021 sebesar US$975,88/MT, tumbuh 72,39 persen (yoy) dari Juni 2020 yang sebesar US$566,07/MT. Sementara harga internasional karet pada Juni 2021 sebesar US$2,52/Kg, tumbuh 31,25 persen (yoy) dari Juni 2020 yang sebesar US$1,92/Kg.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof Purwiyatno Hariyadi, menjelaskan, Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Di mana, Kalbar adalah salah satu pusat industrinya.
Menurutnya, Kalbar mempunyai peluang untuk berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia dan dunia. Dan, minyak sawit secara alami tidak mengandung asam lemak trans untuk produk pangan dan memiliki keseimbangan antara komponen saturated fats dan unsaturated fats. Di samping itu, minyak sawit juga memiliki keunggulan lain berupa kandungan fitonutrien yang sangat tingi seperti beta karoten dan tocopherol.
Direkrur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Emil Satria memaparkan, sektor perkebunan kepala sawit menjadi salah satu penolong ekonomi di tengah pandemi. “Sektor industri kelapa sawit merupakan salah satu wahana andalan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), dan merupakan bantalan dalam menghadapi dampak pandemic terhadap kinerja perekonomian nasional,” ungkapnya.
Pemerintah sendiri, kata dia, terus memdorong investasi di sektor industri hilir kepala sawit, termasuk di Kalbar. Tujuannya agar lebih banyak nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja yang berujung kesejahteraan masyarakat. “Kebijakan Pemerintah menempatkan sector industry hilir kelapa sawit sebagai prioritas nasional merupakan hal yang strategis dan menguntungkan perekonomian Indonesia pada jangka Panjang. Target pencapaian visi hilirisasi sudah sangat jelas, menjadi produsen dan konsumen terbesar minyak sawit dunia 2045,” terangnya.
Dukungan Pemerintah dalam hilirisasi industri kelapa sawit, termasuk pengembangan perwilayahan dan kawasan industri di provinsi penghasil bahan baku CPO/CPKO. “Dalam hal ini Provinsi Kalimantan barat menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik karena keberlanjutan industry sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku berikut ongkos logistik yang lebih efisien,” jelasnya.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) juga menyoroti pentingnya peremajaan perkebunan kelapa sawit agar lahan yang tersedia bisa produktif dan efisien. Melalui CPO Funds, pihaknya menjalankan banyak program untuk menjaga, menopang dan memajukan industri kelapa sawit tersebut. (T3)
Sumber: Infosawit.com