InfoSAWIT, JAKARTA – Dalam sambutannya pada acara Hari Sawit Nasional, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang dibacakan oleh Dirjen Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono, mengakui tantangan pengembangan kelapa sawit nasional kedepan tidak hanya persoalan produktivitas kelapa sawit rakyat, tetapi juga jaminan pasokan benih-benih yang unggul, berkualitas dan bersertifikat serta menjaga konsistensi kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

“Juga menjadi pekerjaan rumah kita terkait pemantapan standarisasi ISPO yang tentunya banyak menjadi sorotan dunia dalam pemenuhan aspek-aspek sustainable dan lingkungan,” catat Syahrul.

Selain itu diperlukan upaya-upaya khusus ditengah kondisi pandemi ini terkait peningkatan akses pasar, nilai tambah, rantai pasok, saluran distribusi dan dinamika harga dunia. Syahrul mengharapkan, kedepan pembangunan sawit Indonesia tetap pada koridor pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dari sub sistem hulu sampai sub sistem hilir, utamanya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Saat ini luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia disepakati mencapai 16,3 juta hektar dengan produktivitas rata-rata sekitar 3-4 ton per hektar/tahun, hal tersebut menjadikan komoditas kelapa sawit satu-satunya komoditas yang lebih efisien dalam penanamannya dibandingkan komoditas minyak nabati lainnya seperti minyak bunga matahari, minyak kedelai, repeseed, dan lain-lain.

Sebab itu, catat Syahrul, terkait peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit terus difasilitasi dengan pemanfaatan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui kegiatan replanting kelapa sawit rakyat yang telah dimulai semenjak 2016 lalu, dengan menyasar kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua, produktivitas rendah, dan sudah waktunya di remajakan.

Sementara diungkapkan Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, industri kelapa sawit telah berkontribusi tinggi terhadap ekonomi negara, buktinya pada tahun 2019 lalu, Industri kelapa sawit mampu memberikan nilai ekpor sekitar US$ 20,5 Miliar. Bahkan, Derom memperkirakan, ditengah situasi pandemi Covid-19, tahun ini nilai ekspor kelapa sawit tidak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya.

Di tengah tantangan internal maupun eksternal yang masih menjadi persoalan seperti ketidakpastian berusaha akibat ego sektoral dan tantangan operasional dalam budidaya, industri sawit terus meningkat dengan melahirkan berbagai terobosan dan inovasi baik di bidang tradisional seperti refine and unmodified oli, energi, sampai dengan oleochemical. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com