JAKARTA, SAWIT INDONESIA  – Sejak diimplementasikan Januari 2020, campuran 30 persen biodiesel (FAME/fatty acid methyl ester) dalam minyak solar (B-30) telah mendongkrak pemanfaatan biodiesel dalam negeri. Hingga pertengahan tahun 2020 tercatat penyerapan biodiesel telah mencapai 4,36 juta kilo Liter (kL) atau sudah mencapai sekitar 68% dibanding angka penyerapan sepanjang tahun 2019.

“Pandemi ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat penurunan serapan sektor transportasi, namun Pemerintah optimis di akhir tahun penyerapan FAME lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebagai dampak implementasi B-30,” ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (3/9).

Peningkatan konsumsi biodiesel naik signifikan sejak tahun 2016. Pada 2018, konsumsinya sebesar 3,75 juta kL atau meningkat hampir 50 persen dibandingkan pada 2017 dengan penyerapan sebesar 2,57 juta kL. Kebijakan mandatori berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel berada pada angka 6,39 juta kL.

Dalam kesempata terpisah, Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, agar program mandatori B30 tetap berjalan di tengah banyak tantangan memang terdapat sejumlah hal yang perlu dilakukan. Dengan penyesuaian dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) seperti menaikkan pungutan ekspor, pengurangan rentang harga solar dan biodiesel dan ini sudah dilakukan dalam tiga bulan ini, serta janji adanya pemberian dukungan anggaran dari pemerintah. ”

Dengan kondisi pandemi ini, investasi biodiesel juga melambat, baik untuk pengembangan maupun investasi baru. Tapi anggota kami tetap berupaya mempercepat investasi baru, pandemi membuat ahli yang dibutuhkan untuk membangun pabrik terhambat masuk ke Indonesia, tapi ini akan dipercepat,” jelas Paulus.

 

Sumber: Sawitindonesia.com