Indira  Salsabilla Ayuwibowo menjadi pemenang pemilihan Duta Putri Sawit Indonesia 2018. “Saya ingin mengedukasi masyarakat bahwa sawit berperan penting bagi kehidupan,” ujar mahasiswi Teknik Kimia Universitas Gajah Mada ini.

Indira Salsabilla Ayuwibowo menceritakan awal mula ketertarikannya ikut pemilihan Duta Putri Sawit Indonesia 2018. Informasi kegiatan ini diterimanya dari grup  WhatsApp. Mahasiswi S-1 jurusan Teknik Kimia Semester 6 memang diminta untuk membuat riset. Dia tertarik merancang penelitian berkaitan sawit.  Riset yang dipilih mengenai  pengolahan limbah cair sawit (Palm Oil Mill Effluent) menjadi Omega-3.

“Dalam pandangan saya limbah sawit bisa diolah untuk lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat,”ujar Indira yang juga meraih gelar Duta Wisata Indonesia 2017.

Setelah mendapatkan informasi broadcast Lomba Pemilihan Duta Putra/Putri Sawit Indonesia 2018, lalu salah satu dosen meminta dirinya untuk mendaftar. Indira lalu mengirimkan biodata diri kepada pihak panitia. “Saya ikut karena diamanahkan dosen untuk ikut lomba. Begitu kirim biodata lalu saya dipanggil ikut tes tertulis,” jelasnya.

Pemilihan Duta Putra/Putri Sawit Indonesia 2018 diadakan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) pada 4-5 Mei 2018. Event ini baru pertama kali berlangsung di Indonesia. Total jumlah peserta yang mendaftar pemilihan duta putra/putri sawit mencapai 101 orang dari seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, panitia PT RPN menyaring kembali menjadi 32 orang. Prof.Dr.Gede Wibawa, Direktur PT RPN, menjadi ketua dewan juri yang berjumlah 7 juri dari beragam latar belakang.

Indira mengakui proses seleksi sangatlah ketat. Karena peserta harus mengikuti tes tertulis dan diskusi kelompok dalam satu hari. Tes tertulis mengajukan pertanyaan mengenai pengenalan industri sawit secara umum.  Dia mengakui agak kesulitan mempelajari permasalahan kelapa sawit karena latar belakang pendidikannya Teknik Kimia.

“Namun saya mulai mengenal sawit setelah mempersiapkan riset tadi. Ya, saya belajar sawit dari internet dan dari mana-mana. Ada lima soal yang bisa saya jawab lancar,” ungkapnya.

Selesai tes tertulis, dia menjelaskan peserta mengikuti diskusi kelompok di bawah pengawasan 3 anggota juri. Dalam diskusi ini, Indira mengakui dirinya dinilai mengenai pengetahuan pengetahuan industri kelapa sawit. Selain itu, juri juga menilai karakter/kepribadian masing-masing peserta.

Indira menuturkan, ada dua tes wawancara yang diikuti peserta. “Pertama mengenai  kepribadian saya sehari-hari.  Tes kedua tentang pengetahuan sawit mirip tes tertulis cuma lebih sulit. Sebab harus  disampaikan secara lisan,” tambahnya.

Kerja keras Indira berbuah hasil. Dia terpilih masuk finalis 10 besar.“Dan alhamdulillah, saya bisa terpilih menjadi juara pertama,”katanya sambil tersenyum

Dia mengakui industri sawit menghadapi serangan kampanye hitam dari negara lain dan LSM. Walaupun banyak sekali produk turunan sawit yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Artinya masyarakat belum tahu dan gak sadar pentingnya sawit bagi Indonesia. Yang sangat disayangkan, masyarakat menerima informasi negatif sawit seperti kanker, deforestasi, dan perusakan lingkungan.

 

Sumber: Sawitindonesia.com