JAKARTA. Industri kelapa sawit di Indonesia optimistis produksi kelapa sawit akan naik pada tahun 2018.
“Proyeksi tahun 2018 naik 15% hingga 16% dari total tahunan 2017,” ujar Direktur Keuangan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Nicholas Whittle saat pemaparan publik, Kamis (28/12).
Kenaikan produksi emiten berkode saham SSMS ini diungkapkan Nicholas akibat berakhirnya cuaca buruk. Pada tahun 2016 Indonesia dilanda fenomena el nino. Hal tersebut membuat produksi tandan buah segar (TBS) dan Crude Palm Oil (CPO) SSMS terhambat.
Di tahun 2017, produksi kelapa sawit SSMS mulai meningkat. Berdasarkan laporan keuangan periode sembilan bulan, produksi TBS SSMS 2017 naik 37,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016. Produksi TBS SSMS pada periode Januari hingga September 2017 sebesar 938.025 metrik ton (MT).
Peningkatan produksi TBS ikut mengerek produksi CPO. Total produksi CPO hingga kuartal tiga sebesar 262.356 MT naik 36,5% dibandingkan tahun lalu.
Melihat peningkatan produksi 2017, Nicholas yakin produksi tahun 2018 akan ikut naik. “Periode cuaca buruk sudah selesai, cuaca penting bagi produksi,” terang Nicholas.
Selain faktor cuaca, produktivitas tanaman pun menjadi pendorong naiknya produksi. Rata-rata tanaman sawit SSMS berada pada usia produktif 8,5 tahun.
SSMS juga akan melakukan perluasan lahan yang ditargetkan hingga 2020. Lahan utama SSMS sebesar 97.335 hektare (Ha) dengan areal tanam 70.840 Ha.
Melihat belum maksimalnya penanaman, SSMS akan melakukan perluasan tanam. Nicholas bilang akan melakukan perluasan sebesar 4.000 Ha hingga 5.000 Ha tiap tahunnya.
Peningkatan produksi akan memanfaatkan peluang memenuhi lonjakan minyak kelapa sawit secara global. Permintaan minyak sawit sebagai olahan bahan pangan dan penggunaan biodiesel membuat pasar minyak sawit semakin besar.
Meningkatnya permintaan global akan minyak sawit juga diungkapkan Head of Public Relation PT Astra Agro Lestari Tbk., Tofan Mahdi. Tofan bilang meski ramai kampanye negatif dan persaingan dengan minyak nabati lainnya, permintaan minyak sawit akan terus meningkat.
“Dari aspek permintaan global, permintaan akan produk minyak sawit masih akan tinggi 2018,” jelas Tofan.
Harga komoditas minyak sawit dinilai merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu guna meningkatkan pendapatan memerlukan perbaikan produktivitas. Emiten berkode AALI ini mengaku telah membuat pondasi meningkatkan produktivitas.
Produktivitas juga dinilai menjadi poin penting bagi industri sawit di Indonesia. Sebelumnya PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. juga menaikkan target produksi TBS pada tahun 2018.
“Target kenaikan produksi tandan buah segar pada tahun 2018 sebesar 5% hingga 10%,” ujar Direktur dan Investor Relation PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Andi W Setianto.
Peningkatan tersebut akan dicapai dengan melakukan peremajaan bagi tanaman yang sudah tidak produktif. Hal tersebut akan meningkatkan produktivitas tanaman sawit.
Sumber: Kontan.co.id