PEKANBARU – Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menilai industri kelapa sawit yang selama ini berorientasi ekspor, diuntungkan oleh penguatan nilai mata uang dolar AS terhadap rupiah. Pria yang akrab disapa Andi Rachman itu di Pekanbaru, Rabu (5/9), mengatakan, industri kelapa sawit Riau akan sangat diuntungkan dari nilai tukar dolar AS yang meningkat. Karena itu, diharapkan keuntungan tersebut bisa juga dirasakan masyarakat, khususnya profesi petani sawit
Menurut dia, kenaikan nilai dolar terhadap rupiah akan menimbulkan efek plus dan minus terutama bagi masyarakat dan industri. Industri dengan orientasi ekspor dan sedikit mengimpor bahan baku tentu akan meraup keuntungan dari nilai tukar dolar ke rupiah. “Pengaruhnya ke industri kalau ada seperti itu di Riau yang akan diuntungkan dengan kondisi ini,” katanya seperti dilansir Antara.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Riau dengan luas kebun sawit kini lebih dari 2 juta hektare. Kelapa sawit selama ini juga jadi andalan karena berkontribusi besar dalam neraca perdagangan Riau dari sektor non migas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, pada Juli 2018, neraca perdagangan Riau surplus sekitar US$ 1,29 miliar. Hal ini terjadi karena surplus pada sektor nonmigas US$ 998,23 juta dolar, sedangkan sektor migas USS 290,45 juta. Dari sisi volume perdagangan, pada bulan tersebut neraca perdagangan Riau mengalami surplus sebesar 2.119.550 ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor nonmigas sebesar 1.569.590 ton dan sektor migas sebesar 549.970 ton. Ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya menurun pada Juli 2018. Komoditas yang masuk dalam golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati turun USS 13,95 juta dari Juni 2018.
Dari 10 golongan barang ekspor nonmigas terbesar bulan Juli 2018 dibanding bulan sebelumnya, kenaikan terbesar terjadi pada bubur kayu (pulp) sekitar US$ 22,36 juta, kertas dan karton US$ 19,01 juta, berbagai produk kimia US$ 12,03 juta, ampas dan sisa industri makanan US$ 4,59 juta, dan bahan kimia organik US$ 2,79 juta.
Sementara itu, harga tandan buah segar (TBS) sawit Riau periode 5-11 Sepetember 2018 untuk umur tanaman 10-20 tahun tercatat Rp 611,71 per kilogram (kg) atau naik Rp 23,60 dibandingkan pekan lalu. Harga ini berlaku untuk petani plasma yang menjual langsung ke pabrik kelapa sawit Kenaikan harga TBS di Riau meski tipis terjadi “selama dua pekan berturut-turut Harga TBS paling rendah adalah untuk buah hasil tanaman umur tiga tahu tercatat sebesar Rp 1.154,09 per kg.
Sumber: Investor Daily Indonesia