JAKARTA-Penanaman sorgum sebagai tanaman sela pada program peremajaan sawit rakyat (PSK) atau integrasi sawit-sorgum diyakini dapat menguntungkan petard. Selain berpotensi menunjang ketahanan pangan bagi petani, sorgum juga bermanfaat bagi tanaman sawit karena mengandung fungi mikoriza arbuscular (FMA) yakni makanan bagi tricoderma atau musuh alami ganoderma yang kerap merusak tanaman sawit petani.
Sorgum dalam integrasi sawit-sorgum tidak hanya bernilai ekonomis, tapi memberi manfaat bagi petani yang memanfaatkannya sebagai tanaman sela musiman tanpa menganggu tanaman sawit sebagai induknya. Direktur Utama Pinang Group Kacuk Sumarta mengatakan, kesesuaian tanaman sangat penting agar tidak saling menganggu, melalui integrasi sawit-sorgum pada peremajaan sawit, baik di lahan rakyat maupun perusahaan, diyakini dapat
berkontribusi pada ketahanan dan kemandirian pangan nasional karena setidaknya akan tersedia potensi lahan bisa ditanami seluas 650 ribu hektare (ha) pertahun. “Dengan demikian tidak perlu membuka lahan baru untuk membangun food estate,” kata dia dalam keterangannya, kemarin.
Sejak 2019, Gabungan Pengusaha kelapa sawit (Gapki) Cabang Sumatera Utara bekerja sama dengan Paya Pinang Group dan Pusat Penelitiankelapa sawit(PPKS) telah mengembangkan integrasi sawit-sorgum di beberapa kebun dalam lingkungan Paya Pinang Group. Perwakilan dari Yayasan Kehati Diah Su-riadiredja mengapresiasi program ini sebagai bagian dari upaya konservasi lahan. Dalam upaya intercropping sangat penting untuk memperhatikan perlakuan standar budidaya terutama pada aspek pemupukan sehingga kebutuhan hara masing masing tanaman
dapat terpenuhi dengan seimbang, selain itu jarak antartanaman juga penting untuk memastikan kedua tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup.
Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhali-fah Machmud mengatakan, pihaknya mendukung upaya penanaman tanaman sela sorgum dan jagung atau apa saja yang bisa memberikan manfaat ekonomi bagi petani pada saat replanting sawit. Dia mengatakan hal tersebut saat panen sorgum dan jagung yang saat itu juga dilakukan penanaman perdana sawit pada program PSR yang mendapatkan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan kelapa sawit (BPDPKS). Saat itu juga dilakukan penyerahan benih sorgum dan benih jagung untuk tanaman sela termasuk penyerahan pakan ternak dari bahan batang sorgum sebagai simbol dija-lankannya integrasi sawit-so-rgum-sapi.
Sumber: Investor Daily Indonesia