Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) meluncurkan inovasi ‘Rendang Seasoning Mix Berbahan Krimer Sawit’. Dekan Fateta IPB University Slamet Budijanto menjelaskan bahwa minyak sawit berkontribusi secara signifikan pada devisa negara.
Ia menyebut minyak sawit dan minyak inti sawit dapat dikembangkan dalam bentuk inovasi. Sayangnya, Indonesia masih mengimpor salah satu produk turunan sawit yaitu gliserin monosterat.
“Produk hilir bernilai tambah ini perlu dikembangkan dan mendapat dukungan,” ujar Slamet dikutip dari siaran pers IPB, Selasa, 7 Desember 2021.
Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) IPB University Suprihatin mengungkapkan, ada berbagai inovasi di sektor minyak sawit yang dihasilkan oleh Departemen TIN. Salah satunya, inovasi pangan ini yang merupakan pengembangan produk rendang, makanan yang mudah dijumpai di Indonesia.
“Manfaat Non Dairy Creamer minyak sawit adalah meningkatkan nilai tambah minyak sawit, mempunyai masa simpan relatif lama dan dapat bersaing dengan produk lain. Harganya lebih murah daripada santan,” terang Anggota Majelis Standar Keinsinyuran, Persatuan Insinyur Indonesia tersebut.
Menurut Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo, kerjasama BPDPKS dengan Fateta IPB University bertujuan memperkuat kemitraan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK). Menurutnya, sub sektor perkebunan meliputi kelapa sawit mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Industri sawit berperan besar dalam mendukung Sustainable Development Goals, dari sisi persediaan lapangan kerja dan energi terbarukan,” ujar Edi.
Sementara, Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian Erliza Hambali menyampaikan bahwa produksi minyak sawit Indonesia berlimpah. Minyak sawit dapat dikembangkan menjadi beberapa produk pangan, seperti Non Dairy Creamer (NDC).
NDC dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) merupakan krimer tiruan yang dibuat dari minyak nabati. NDC dapat dimanfaatkan sebagai substitusi tepung santan dalam pengembangan produk Rendang Seasoning Mix.
“Penggunaan Rendang Seasoning Mix dapat mempercepat proses pemasakan rendang menjadi satu jam sehingga lebih praktis,” ucap Kepala Divisi Teknologi Proses TIN IPB University itu.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Jonialdy mengatakan bahwa rendang tidak hanya diminati oleh masyarakat Minang, tetapi juga pada seluruh masyarakat Indonesia. Audy berharap Fateta IPB University bisa terus mengembangkan inovasi dan memperkuat kerjasama dengan Provinsi Sumatra Barat.
Sumber: Medcom.id