InfoSAWIT, JAKARTA – Tercatat ada 3 produk biomassa untuk memenuhi pasar bioenergi di Jepang, pertama dari komoditas kelapa untuk dijadikan bahan bakar padat dan cair dari kelapa non standar. Lantas kedua, palet dari tandan kosong kelapa sawit, pihak IJB-Net memastikan bahwa kebutuhan pelet ini sekitar 40 ribu ton per bulan, serta ketiga, pelet dari kayu energi.

“Untuk memenuhi kebutuhan pasokan pelet dari tandan kosong kelapa sawit ke Jepang, minimal dibutuhan pasokan dari areal sekitar 480 ribu ha,” kata Ketua Umum dan Inisiator IJB-Net, Suyoto Rais dalam acara Kick Off Meeting Rencana Kerja Pemenuhan Kebutuhan Pasar Bioenergi Jepang, yang dihadiri InfoSAWIT, akhir 2020 lalu.

Lebih lanjut tutur Suyoto, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah terbesar yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit. Jumlah tandan kosong kelapa sawit sekitar 25% dari berat tandan buah segar (TBS). Namun hingga saat ini pemanfaatan limbah TKKS belum maksimal digunakan, bahkan tidak jarang dianggap sebagai sampah. Hanya saja supaya bisa digunakan menjadi pelet, maka TKKS perlu diolah sehingga kadar garamnya bisa diturunkan dan ini sudah dipastikan pengembangan teknologinya telah hampir rampung.

“Tinggal menunggu kebijakan pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia untuk mendukungnya. Dimana di Jepang bakal mengisyaratkan memenuhi sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) walaupun kami juga tawarkan sertiikat lainnya seperti ISPO, sementara di Indonesia kemungkinan bakal dikenakan pungutan ekspor seperti diberlakukan pada cangkang sawit,” katanya.

Pihak IJB-Net memastikan pembeli pelet TKKS ini sudah ada hanya saja dibutuhkan tambahan investor untuk pembangunan pabrik pengolahan pelet nya. Dengan adanya konsorsium tersebut maka menjadi wadah dalam upaya memenuhi kebutuhan pendanaan pendirian pabrik pelet dan jaminan pasokan bahan baku TKKS di lokasi yang telah ditentukan. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com