Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menjadi organisasi profesi petani sawit (pekebun) yang pertama dan terbesar di Indonesia. Berdiri semenjak tahun 2000, jumlah anggota APKASINDO terus bertambah setiap tahun. Menerapkan sistem pendataan anggota berbasis online yang terdata dengan baik.

“Apkasindo menjadi organisasi profesi petani sawit terbesar di Indonesia. Ragam hambatan dan tantangan sudah dilalui Apkasindo. Jika 10 tahun lalu Apkasindo berkotak katik dengan kelembagaan dan keanggotaan namun saat ini sudahh meninggalkan masalah tersebut,” ujar Gulat ME Manurung, Ketua DPW APKASINDO Riau, dalam perbincangan di Jakarta, Senin (25 Februari 2019).

Gulat mengatakan fase yang dihadapi APKASINDO sudah berubaha kepada penyelesaian masalah legalitas lahan, tata niaga TBS, misi diplomasi sawit internasional bahkan sudah masuk ke konsep pertanian berkelanjutan sesuai ISPO. Tercatat, jumlah pengurus APKASINDO yang menjadi auditor ISPO sebanyak 4 orang.

Saat ini, APKASINDO telah membenahi data base keanggotaan melalui sistem yang rapi dan tertata baik. Itu sebabnya, sudah ada 22 DPW setingkat provinsi dan 116 DPD tingkat kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Gulat, keanggotaan APKASINDO sudah terdata dengan baik melalui database keanggotaan yang dikelola oleh DPP. Pendataan anggota dilakukan melalui sistem online di website DPP Apkasindo.

Saat ini, kata Gulat, berdasarkan rekap jumlah anggota Apkasindo mencapai 3,8 juta kepala keluarga petani dengan total luas lahan mencapai 4,8 juta hektare. Luasan ini setara dengan 42% dari total luas kebun sawit. Sistem pendataan dapat dikunjungi di website www.dpp-apkasindo.com.

Di kancah internasional, APKASINDO juga terlibat dal tim diplomasi sawit seperti lobi dan misi dagang pemerintah Indonesia ke Jerman, Vatikan, Belanda, Zurich, Madrid, Italia, Perancis dan terakhir ke Rusia.

Di berbagai provinsi sentra sawit, pengurus APKASINDO juga terlibat dalam pembahasan harga TBS. Selain itu, organisasi ini juga aktif mendampingi petani di program pemerintah seperti Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan peningkatan SDM petani.

Gulat menyebutkan banyak anak buruh tani dan petani sawit memperoleh beasiswa melalui kerjasama APKASINDO dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Mereka melanjutkan kuliah di perguruan tinggi ternama seperti Instiper Yogyakarta dan Politeknik CWE.

APKASINDO juga menjalin kerjasama dengan BPDP-KS, PPKS, BPN, dan bank nasional seperti BRI, Mandiri, BRIAgro, dan bank daerah. Juga dengan Pupuk Kaltim, dengan GAPKI, DMSI, dan PT RPN.

Sumber: Sawitindonesia.com