Dari keterangan resmi didapat InfoSAWIT, dalam seminar juga menyampaikan hasil kajian Kemlu terkait minyak nabati dikaitkan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) menggunakan computable equilibrium model (CGEs) dalam aplikasi Global Trade Analysis Project (GTAP).
Disamping keunggulan-keunggulan minyak nabati sawit tersebut, dari aspek sosial, sektor industri sawit di Indonesia telah membuka lapangan pekerjaan baru dan berperan untuk meningkatkan taraf hidup para petani kelapa sawit.
Hasil kajian juga merekomendasikan agar dibentuk pendekatan strategic communication yang holistik untuk memerangi kampanye hitam melawan minyak kelapa sawit dengan mempertimbangkan profil, demografi, dan persepsi publik dari masing-masing negara sasaran. Diplomasi sawit perlu diterapkan untuk membuka dan menjamin akses pasar bagi minyak kelapa sawit Indonesia, dengan melakukan pendekatan diplomasi ke negara-negara tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit, seperti India dan Tiongkok.
Seminar diikuti kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari berbagai civitas academia UNP dengan narasumber Rektor UNP, Prof. Ganefri, PhD; Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral BPPK Kemlu, Drs. Dindin Wahyudin, DEA; dan dibuka oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemlu, Dr. Siswo Pramono. (T2)