Warta Ekonomi, Jakarta – Minyak sawit merupakan minyak nabati utama yang dikonsumsi masyarakat Filipina. Selama 2021, kontribusi minyak sawit yakni sekitar 76,7 persen dari total minyak dan lemak Filipina yang dikonsumsi selama 2021. Dengan jumlah penduduk mencapai 115 juta orang, konsumsi minyak dan lemak Filipina sebanyak 1,7 juta MT pada tahun 2021, meningkat 41.000 ton atau naik sekitar 2,5 persen dibandingkan tahun 2020.
Tren konsumsi minyak sawit di Filipina terus bertumbuh dengan pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) sebesar 2,9 persen sejak 2017. Tumbuhnya konsumsi minyak dan lemak didorong berkembangnya sektor makanan dan minuman.
Catat Rina Mariati Gustam dari Malaysian Palm Oil Council (MPOC), biasanya minyak sawit digunakan untuk keperluan rumah tangga, sektor jasa makanan, dan industri pengolahan makanan. Permintaan minyak sawit di Filipina diperkirakan akan menunjukkan tren yang meningkat di masa depan khususnya sektor jasa makanan karena sektor tersebut merupakan salah satu konsumen utama minyak sawit di Filipina.
RBD palm olein ialah minyak goreng populer yang memiliki masa simpan lebih lama untuk barang jadi dan ketahanan yang baik terhadap oksidasi dan pembentukan produk pengurai pada suhu penggorengan.
“Ini banyak digunakan sebagai minyak goreng di Filipina di berbagai sektor, terutama di sektor jasa makanan,” catat Mariati Gustam, dilansir dari laman InfoSAWIT pada Senin (26/9).
Lantas, lima pemain jasa makanan teratas di Filipina berasal dari segmen restoran cepat saji. Jollibee merupakan salah satu restoran cepat saji terkemuka di Filipina, dengan sekitar 1.400 restoran di seluruh negeri. Minyak sawit banyak digunakan di segmen restoran cepat saji.
Sumber: Wartaekonomi.co.id