Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempercepat peremajaan tanaman kelapa sawit, salah satunya di wilayah Sumatera Utara. Ini adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat dengan memperhatikan pentingnya minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebagai masa depan bangsa.

Dari keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Kamis (30/11/2017), industri minyak kelapa sawit mentah atau CPO dan turunannya telah menciptakan banyak lapangan pekerjaan, termasuk memberi penghidupan kepada 2 juta petani kecil.

Dengan kata lain, komoditas ini telah memainkan peranan penting untuk memperbaiki mata pencaharian rakyat dan pengentasan kemiskinan.

Indonesia sanggup memenuhi permintaan CPO dalam perdagangan global. Komitmen tersebut didukung dengan upaya pemerintah melakukan penanaman kembali tanaman kelapa sawit seluas ribuan hektare (ha) tanpa menimbulkan tekanan dan deforestasi lebih lanjut.

Langkah Indonesia itu seharusnya mendapat dukungan penuh dari masyarakat dunia, termasuk Uni Eropa. Seperti diketahui, Uni Eropa paling gencar melakukan kampanye hitam produk kelapa sawit atau CPO Indonesia.

Berbagai upaya dilakukan untuk menjegal ekspor kelapa sawit Indonesia, salah satunya mengeluarkan resolusi yang mengusulkan larangan penggunaan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit pada 2021.

Presiden Jokowi di acara KTT ASEAN-Uni Eropa, Manila, belum lama ini meminta Uni Eropa mengakhiri praktik diskriminasi terhadap kelapa sawit Indonesia dan negara lain penghasil CPO.

Atas dasar hal tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mempresentasikan mengenai kelapa sawit kepada Duta Besar Uni Eropa di kantor Kemenlu, Jakarta, baru-baru ini seperti yang tertuang dalam pernyataan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.

Pengarahan ini dilakukan Direktur Eksekutif Persatuan Negara-negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Mahendra Siregar dan didukung Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kemenlu, Siswo Pramono.

Selain Duta Besar Uni Eropa, ada pula Duta Besar Irlandia, Duta Besar Portugal, Duta Besar Bulgaria, Wakil Kepala Misi Belanda, dan Wakil Kepala Bagian Swedia. Duta besar Malaysia berpartisipasi dalam pertemuan tersebut untuk mendukung Indonesia dan menyampaikan keprihatinan yang sama antar anggota CPOPC.

 

Sumber: Liputan6.com