JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Petani adalah masa depan bagi industri sawit Indonesia di supaya tetap eksis dan dapat terus berkembang. Hal ini disampaikan Dr. Gulat ME Manurung, MP,CIMA, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dalam Jumpa Pers GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) di Jakarta, Rabu (25 Januari 2023).
“Sesungguhnya harapan dan masa depan industri sawit Indonesia ada di tangan petani. Karena itulah, berbagai persoalan yang dihadapi petani sebaiknya dapat diselesaikan seperti hambatan PSR (Peremajaan Sawit Rakyat), keadilan harga TBS sawit petani, legalitas lahan dan hilirisasi. Penyelesaian ini perlu dilakukan sebagai jalan menuju sawit Indonesia berkelanjutan” ujar Gulat dalam pemaparannya.
Menurutnya, masalah paling dominan justru dihadapi petani sawit dibandingkan perusahaan. Sebagai contoh, petani dihadapkan kepada persoalan tingginya harga pupuk dari sebelumnya Rp 300 ribu per kilogram menjadi Rp 1,2 juta per kilogram.
“Tidak subsidi pupuk kepada petani sawit, nol semua. Subsidi hanya diberikan kepada petani di sektor pangan. Kami minta Kementerian Perdagangan berlaku adil jangan minyak goreng di subsidi. Tapi berikan juga untuk pupuk,” urainya
Ketua Umum Dewn Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga menjelaskan permasalahan sawit Indonesia itu ada di regulasi. Regulasi itu harus konsisten dan berpihak ke hulu-hilir sawit.
Lulusan Institut Teknologi Bandung ini juga sepakat bahwa petani adalah masa depan industri sawit.”Sesungguhnya, petani inilah masa depan kita, tapi permasalahan mereka tidak pernah berujung dan terkesan terabaikan,” pungkas Sahat.