Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, membangun lobi ke India untuk meminta pengurangan tarif bea masuk CPO Indonesia.

“Usulan kami (Indonesia) meminta tarif bea masuk RBDPO Indonesia ke India diturunkan 5% agar besarannya seperti Malaysia sebesar 45%,” kata Enggartiasto.

Menurutnya, perdagangan bukan mengenai peringkat, dan tidak hanya mengenai surplus atau defisit. Sektor sawit dan produk turunannya memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sebanyak 60 persen total nilai ekspor Indonesia berasal dari minyak kelapa sawit dan merupakan sumber penghasilan bagi 16,5 juta pekerja.

“Industri minyak kelapa sawit Indonesia juga berkontribusi terhadap lebih dari 50 persen total produksi dunia,” kata Enggar.

Enggar menerangkan, Indonesia berbagi tanggung jawab dalam menjaga ketersediaan minyak kelapa sawit, penyediaan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan ditambah permintaan dunia atas minyak kelapa sawit diprediksi meningkat dua kali lipat menjadi 308 juta ton pada 2050.

Pemanfaatan minyak kelapa sawit tidak hanya digunakan untuk produk kebutuhan sehari-hari tetapi juga digunakan sebagai isolator, bahan campuran aspal jalan, biofuel dan pembangkit listrik berbahan bakar minyak.

“Hambatan tarif maupun non tarif diantara kedua negara akan sangat mempengaruhi harga dasar penjualan,” ujar Enggar.

Sumber: Sawitindonesia.com