Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) memperkirakan kebutuhan minyak goreng selama bulan Juni mencapai 590 ribu-600 ribu ton. Permintaan cenderung stabil tetapi harga diluar ekspektasi pemerintah.

“Kebutuhan sebesar 600 ribu ton ini total volume untuk minyak kemasan modern, minyak curah untuk industri dan curah untuk pasar yang sudah disatukan. Ini kebutuhan selama Ramadan,” kata Sahat Sinaga, Direktur Utama GIMNI di Jakarta, Jumat (4/6).

Berdasarkan data GIMNI, menurut Sahat, produsen minyak goreng yang memasarkan melalui ritel mampu memasok kebutuhan minyak goreng dengan volume 551 ribu ton pada April, Maret sekitar 499 ribu ton, Mei sebesar 585 ribu ton. Memasuki bulan puasa di bulan Juni, permintaan naik 3% menjadi 600 ribu ton. Selanjutnya, permintaan kembali normal memasuki bulan Juli sekitar 533 ribu ton.

Komisaris Wilmar Indonesia MP Tumanggor mengakui permintaan minyak goreng di awal Ramadan meningkat sekitar 10 persen dibandingkan hari-hari biasa. “Permintaan produk kami minyak goreng dan tepung biasa-biasa saja. Naiknya tidak signifikan sekitar 10 persen, masih wajar,” ujarnya.

Sumber: Sawitindonesia.com