Menko Perekonomian Darmin Nasution mendukung pengelolaan limbah industri sawit atau palm oil Mill Effluent (POME) menjadi algae melalui teknologi baru yang dapat mengurangi polusi gas metana. “Kerangka  Kerja Palm 5.0 yang menerapkan Teknologi Novel Algae dapat memperoleh pengembalian finansial dan lingkungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis perkebunan dasar,” kata Darmin seperti dilansir Antara di Jakarta, kemarin.

Hal tersebut diungkapkan Darmin saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Biobased (Circular) Economy Investment Forum. Dia menjelaskan, limbah POME yang berbahaya, diperkirakan akan mencapai 130 juta ton pada 2030, dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan DHA yang berkualitas dan bernilai harga tinggi. “Saat ini, pabrik minyak sawit mentah (CPO) Indonesia memproduksi sekitar 455 ribu ton POME per hari. Ini adalah limbah besar yang dibebani ke lingkungan. Belum lagi CO2 dan efek berbahaya lainnya,” kata Darmin.

Darmin menyampaikan, teknologi pengelolaan limbah ini dapat menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil CPO terbesar di dunia. Beberapa keuntungan tersebut antara lain dapat mendorong kinerja investasi sawit, meningkatkan ekspor, menyelesaikan masalah limbah dan meningkatkan skala perekonomian di daerah pengembangan Palm 5.0.

Untuk itu, Darmin menyambut potensi kerja sama pengelolaan limbah sawit dengan salah satu universitas terkemuka di Jepang yaitu Universitas Tsukuba yang terkenal sebagai pusat penelitian algae di dunia. Teknologi komersial dari universitas ini dapat mengatasi masalah POME dengan mengurangi tingkat permintaan oksigen biokimia, sekaligus mengubah menjadi produk bernilai tinggi, seperti omega 3 dan tepung ikan. “Kami senang memiliki lembaga pendukung untuk pengembangan teknologi Palm 5.0 bagi kebaikan dunia dan lingkungan serta membawa pengembalian laba yang lebih tinggi untuk industri sawit,” katanya

 

Sumber: Investor Daily Indonesia