Minyak jelantah dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku biodiesel. Tak heran, Eropa sangat memburu minyak jelantah dari Indonesia. Dalam setahun, nilai ekspor minyak jelantah mencapai US$90 juta.

Dalam presentasinya, Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Koordinator Bidang Pangan dan Agribisnis Menko Perekonomian RI menjelaskan bahwa minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali dalam penggorengan dan merupakan salah satu bahan baku biodiesel yang potensial untuk dimanfaatkan di Indonesia.

“Daur ulang minyak jelantah sebagai minyak goreng sangat tidak disarankan karena proses penggorengan dengan temperatur tinggi itu berakibat kerusakan pada struktur kimia. Makanya, minyak jelantah lebih tepat digunakan untuk biodiesel,” jelas Musdhalifah saat memberikan pidato kunci dalam hybrid webinar bertemakan “Kupas Tuntas Regulasi Minyak Jelantah Dari Aspek Tata Niaga dan Kesehatan”, Rabu (23 Juni 2021).

Acara ini diselenggarakan oleh GIMNI dan Majalah Sawit Indonesia dengan dukungan penuh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS). Kegiatan dibuka oleh Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI. Ada pun sambutan dari Eddy Abdurrachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Bernard Riedo, Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI).

Pembicara webinar ini adalah Sahat Sinaga (Direktur Eksekutif GIMNI), Susy Herawati (Sesditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI), Rita Endang (Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI), dan Prof. Erliza Hambali (Guru Besar IPB University).

Musdhalifah menuturkan dari total konsumsi minyak goreng di Indonesia sekitar 16,2 juta kilo liter atau 13 juta ton, minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan di Indonesia sebesar 3 juta kilo liter dan 1,6 juta kilo liter dari rumah tangga perkotaan besar (TNP2K, 2019). Dari volume tersebut, hanya kurang dari 18,5% sisa konsumsi minyak goreng yang dapat dikumpulkan sebagai bahan baku minyak jelantah.

Dengan konversi 5 liter minyak jelantah menjadi 1 liter biodiesel maka potensi biodiesel menjadi 600.000 liter dari total jelantah yang dikumpulkan. Potensi ini masih lebih kecil dibandingkan total minyak jelantah yang dapat dihasilkan (minyak goreng, minyak kelapa, minyak biji kacang, minyak biji kedelai, minyak kelapa, minyak inti sawit) sebesar 28,4 juta kilo liter atau 22,7 juta ton sehingga potensi biodiesel menjadi 5,7 juta kilo liter.

 

 

Sumber: Sawitindonesia.com