JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) diprediksi bergerak stabil sepanjang semester 1/2021 ditopang oleh prospek pertumbuhan ekonomi dan kenaikan populasi di China.

CEO Malaysianpalm oilCouncil (MPOC) Wan Zawawi bin Wan Ismail mengatakan harga CPO kemungkinan akan berada di kisaran 3.846 ringgit per ton pada semester 1/2021.

Tingginya harga CPO tersebut seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap keterbatasan pasokan akibat terganggunya produksi pada awal tahun ini.

Sebagai informasi, harga minyak kelapa sawi tsepanjang 2021 memiliki rerata 3.649 ringgit per ton. Sementara itu, harga CPO untuk kontrak Juni 2021 terpantau naik

33 poin ke harga settlement 3.737 ringgit per ton di Bursa Malaysia hingga Senin (5/4) siang.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kenaikan populasi di China bakal menjadi salah satu faktor utama yang menjaga harga CPO tetap berada di level tinggi.

Di sisi lain, konsumsi minyak nabati di wilayah Timur Tengah juga diprediksi akan meningkat seiring dengan pembukaan kembali ibadah haji dan umrah di Arab Saudi.

Berdasarkan fakta tersebut, Wan Zawawi memprediksi jumlah impor CPO China akan mencapai 6,8 juta ton, dengan 2,8 juta ton di antaranya berasal dari Malaysia.

Sementara itu, impor dari Timur Tengah akan mencapai 2,7 juta ton, dengan 1,8 juta ton di antaranya berasal dari Malaysia.

“Bulan Ramadan yang segera tiba juga bakal meningkatkan permintaan untuk minyak nabati dan lemak,” katanya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Wan Zawawi melanjutkan, pemulihan angka produksi CPO akan terjadi pada dua negara eksportir utama, Indonesia dan Malaysia. Dia memperkirakan jumlah produksi Malaysia akan naik menjadi 19,6 juta ton pada 2021 berbanding 19,14 juta ton pada 2020.

Sementara itu, total produksi CPO Indonesia diperkirakan berada di kisaran 45 juta ton pada tahun ini. Jumlah tersebut naik 2 juta ton dibandingkan dengan total produksi Indonesia pada tahun lalu.

 

Sumber: Bisnis Indonesia